EmitenNews.com - Pemerintah terus berkomitmen meningkatkan kesiapan infrastruktur ketenagalistrikan guna mengantisipasi adanya lonjakan konsumsi listrik di masa mendatang.


"Kita memproyeksikan akan ada 6-7% konsumsi listrik per tahun. Untuk itu infrastruktur (ketenagalistrikan) perlu disiapkan sebaik-baiknya," ungkap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif, Rabu (26/1).


Menghadapi era transisi energi di sektor energi, menurut Menteri ESDM ketersediaan infrastuktur listrik merupakan bagian dari persiapan membangun Nusantra Grid. Yakni salah satu langkah dalam mengkoneksikan jaringan listrik antarpulau di Indonesia.


"Pada 2050 kita merencanakan pembangunan Nusantra Grid yang menghubungkan pulau-pulau di Indonesia dengan mengoptimalkan energi baru dan terbarukan (EBT) yang potensinya ada di seluruh wilayah Indonesia," jelasnya.


Arifin menilai ketersediaan dan suplai kabel yang berkualitas akan semakin penting ke depan. Mengingat program pemerintah yang mulai mendorong pengembangan sistem interkoneksi ketenagalistrikan dalam rangka untuk meningkatkan pemanfaatan EBT dan juga peningkatan efisiensi penyediaan tenaga listrik.


"Kesempatan ini harus direspon oleh industri ketenaglistrikan dan keberadaan industri kabel telah menjadi bukti," ujarnya.


Secara teknis, kabel yang digunakan pada sistem ketenagalistrikan harus andal, sehingga kualitas tenaga listrik yang disalurkan dapat terjaga dengan baik.


Keberadaan pabrik kabel baru akan banyak membuka lapangan kerja baru dan dapat pula membantu penyerapan produksi bahan baku kabel yang ada di dalam negeri.


Lantaran itu Arifin berharap pabrik LSAG Cable Indonesia yang hari ini ia resmikan dapat turut serta berkontribusi dan menjamin ketersediaan produknya untuk mendukung pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan. Meliputi pembangkit, transmisi, distribusi tenaga listrik dan instalasi pemanfaatan tenaga listrik untuk perumahan, bagunan gedung komersial, industri dan sosial.


Sesuai Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021 - 2030, telah direncanakan pembangunan jaringan tenaga listrik di seluruh Indonesia dengan total panjang jaringan sebesar 494.631 kms hingga tahun 2030. Hal ini sebagai upaya menyalurkan tenaga listrik dari pembangkit ke lokasi demand, menginterkoneksikan sistem ketenagalistrikan untuk sharing resources dan meningkatkan keandalan sistem.


Panjang jaringan tersebut terdiri dari transmisi tenaga listrik sepanjang 47.723 kms dan distribusi tenaga listrik 446.908 kms. Rencana pembangunan jaringan tenaga listrik tersebut tentu sangat membutuhkan ketersediaan kabel di dalam negeri.


Saat ini, Nilai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) kabel listrik berkisar antara 80% - 90% untuk jenis produk kabel listrik, kabel/kawat listrik untuk tegangan rendah, menengah dan tinggi.(fj)