Dia mengatakan, saat ini pelaku usaha merasa lebih nyaman dan optimistis dengan penanganan pandemi yang dilakukan pemerintah. Hal tersebut, kata dia, akan berdampak baik ke bursa saham.
Oleh karena itu, IRRA berkomitmen untuk terus bisa relevan dalam hal penanganan masalah-masalah kesehatan di Indonesia. “Kami secara group sebelum adanya Covid-19, sudah punya planing untuk pabrik jarum suntik auto disable terbesar di Asia. Karena demand-nya sudah terlihat, tren seluruh dunia kekurangan jarum suntik sehingga alangkah baiknya kalau misalnya Indonesia punya,” lanjut dia.
Sehingga saat terjadi pandemi bisa memberikan support yang relevan untuk pengadaan jarum suntik Tanah Air maupun ekspor. Bahkan produk dari IRRI dengan cepat disesuaikan kebutuhan masyarakat dengan standar organisasi Kesehatan dunia atau WHO.
“Kami secara grup juga terus melakukan research and development. Kami di medical devices banyak sekali paten yang kita telorkan secara global sehingga untuk kemajuan medical industries di Indonesia juga,” ujarnya.
Henry mengatakan hal tersebut dengan alasan kuat. Diharapkan Indonesia dapat mampu memenuhi kegutuhannya sendiri akan alat kesehatan. Sehingga ke depan strategi pemerintah dalam menghadapi masalah seperti pandemi sejalan dengan industri penunjang di Tanah Air, yang menghadirkan solusi masalah dengan cepat.
Vaksinasi Kian Gencar Dalam kesempatan tersebut hadir pula Siti Nadia Tarmizi selaku Juru Bicara Pemerintah untuk Vaksinasi COVID-19. Dia mengungkapkan bahwa hingga Rabu (19/01/2022) jumlah vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 177,64 juta, sementara vaksinasi dosis kedua telah mencapai 121,07 juta.
Artinya masih sekitar 14% dosis pertama dan dosis kedua sekitar 42% untuk diselesaikan dari total jumlah penduduk yang wajib divaksinasi. ”Menjadi penting vaksinasi ini untuk tidak ada celah-celah yang bolong untuk menghadapi varian Omicron. Dan lansia itu menjadi target kita. Vaksinasi dosis booster pun telah dimulai dari tanggal 12 Januari 2022,” ujarnya.
Dengan demikian diharapkan pandemi dapat semakin tertangani lebih baik. Sehingga laju ekonomi tidak tersendat. “Oleh karena itu segera percepat vaksinasi, tetap jaga protokol kesehatan, kurangi mobilitas, karena selalu menyebabkan peningkatan laju penularan Covid apapun variannya. Dan kita harus yakin gelombang ketiga ini masih bisa kita cegah, harus proaktif jangan sampai gelombang ketiga ini terjadi. Yang sudah waktunya booster segera booster dan jangan menunda-nunda,” pungkasnya.
Tentang D'ORIGIN
Related News
Ekonomi AS Membaik, Rupiah Kembali Melemah
Harga Emas Antam Hari ini Turun Lagi Rp5.000 per Gram
Ahli Pajak: PPN 12 Persen Berpotensi Hambat Ekonomi
Luhut: PPN 12 Persen untuk Keseimbangan Penerimaan Negara
Cadangan Devisa RI November 2024 Turun USD1 Miliar Jadi 150,2 Miliar
Harga Emas Antam Berbalik Turun Rp8.000 per Gram