EmitenNews.com - Diagnosa Laboratorium Utama (DGNS) mencatat pendapatan bersih Rp145,69 miliar periode 31 Desember 2023. merosot dari periode sama tahun sebelumnya dengan koleksi pendapatan bersih Rp192,88 miliar. Koreksi pendapatan terjadi dari segmen klien korporasi.

Terlihat dari rincian pendapatan perseroan di mana pendapatan dari pihak berelasi referensi dokter pada 2023 sebesar Rp97,19 miliar, turun dari edisi sama 2022 senilai Rp111,26 miliar. Pendapatan pihak berelasi dari klien korporasi mencapai Rp1,55 miliar, anjlok dari tahun sebelumnya Rp5,65 miliar.

Segmen pihak ketiga, pendapatan dari klien korporasi juga tergerus menjadi Rp19,5 miliar dari edisi sama 2022 meraup Rp43,39 miliar. Pendapatan pihak ketiga dari referensi dokter Rp14,43 miliar, turun dari episode sama 2022 senilai Rp17,92 miliar.

Pendapatan pihak ketiga dari pelanggan individu mencapai Rp13,01 miliar, turun dari posisi sama tahun sebelumnya Rp14,64 miliar. Beban pokok pendapatan turun menjadi Rp85,89 miliar dari Rp97,88 miliar membuat laba bruto turun menjadi Rp59,79 miliar dari laba bruto Rp95,00 miliar tahun sebelumnya.

Rugi sebelum pajak diderita Rp13,57 miliar dari laba sebelum pajak Rp17,33 miliar. Rugi tahun berjalan tercatat Rp13,65 miliar dari laba tahun berjalan yang diraih Rp12,66 miliar tahun sebelumnya.

Jumlah liabilitas mencapai Rp75,88 miliar, naik tajam dari jumlah liabilitas Rp29,50 miliar hingga periode 31 Desember 2022. Total aset tercatat Rp271,47 miliar hingga periode 31 Desember 2023 naik dari jumlah aset Rp239,93 miliar hingga periode 31 Desember 2022. 

Utang DGNS melonjak signifikan 157,16 persen jadi Rp75,88 miliar dari akhir 2022 hanya Rp29,50 miliar. Utang usaha pihak ketiga pos liabilitas jangka pendek naik jadi Rp5,74 miliar, dan beban akrual naik jadi Rp3,17 miliar. Liabilitas jangka panjang terdapat pos liabilitas sewa naik jadi Rp21,00 miliar dari Rp409 juta dan utang bank naik jadi Rp30 miliar dari Rp9,35 miliar. (*)