Posisi Pasar yang Kuat: Profil kredit Alfamart diuntungkan dari posisinya sebagai operator minimarket terbesar kedua di Indonesia yang hanya sedikit tertinggal dari Indomaret. Kami berharap persaingan antara Alfamart dan Indomaret tetap rasional, dengan tidak adanya kegiatan promosi yang agresif dan pemotongan harga yang signifikan, meskipun ukurannya serupa. Baik Alfamart maupun Indomaret telah berkembang dalam 10 tahun terakhir karena minimarket telah menjadi format ritel modern terkemuka di Indonesia, sementara format toko yang lebih besar menghadapi kesulitan dalam membangun jejak yang signifikan.

 

Gerai Alfamart yang lebih kecil mengungguli supermarket dan hipermarket karena jaraknya yang lebih dekat dengan pelanggan. Indomaret dan Alfamart (mandiri) memiliki tambahan toko bersih masing-masing sekitar 1.000 toko di 9M22, sementara operator supermarket dan hypermarket memiliki total toko tambahan bersih hanya 17. Pesaing Alfamart, PT Hero Supermarket Tbk dan PT Matahari Putra Prima Tbk, terus mencatat negatif marjin di 9M22, sementara Alfamart secara konsisten memiliki marjin laba usaha yang positif sekitar 2%.

 

Alfamart berada pada posisi yang baik relatif terhadap PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI, AA+(idn)/Stabil) dan PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (A+(idn)/Stabil) pada skala peringkat nasional Indonesia.

 

TBI adalah perusahaan menara independen terbesar kedua di Indonesia dengan lebih dari 20.666 lokasi dan 40.691 penyewa secara nasional pada akhir September 2022. Peringkat TBI yang lebih tinggi mencerminkan profil bisnisnya yang lebih kuat, dengan kontrak sewa yang memberikan visibilitas dan stabilitas arus kas jangka panjang. Ini mengkompensasi leverage TBI yang lebih tinggi di atas 4,5x dibandingkan dengan Alfamart. Selain itu, mayoritas pelanggan TBI adalah operator tingkat investasi, yang berarti risiko rekanan yang lebih rendah. Margin EBITDA TBI di atas 80% jauh lebih besar dari Alfamart sekitar 7%. Margin pembentuk juga kurang rentan terhadap fluktuasi kondisi ekonomi.

 

Japfa di peringkat dua tingkat lebih rendah dari Alfamart karena skala operasinya yang lebih kecil dengan EBITDA Rp4 triliun-5 triliun dan arus kas operasi yang lebih fluktuatif. Japfa adalah salah satu perusahaan agro-peternakan terkemuka di Indonesia, namun arus kasnya rentan terhadap perubahan yang merugikan di pasar unggas domestik yang timbul dari wabah penyakit dan harga bahan mentah yang tidak stabil. Sebagai perbandingan, margin EBITDA Alfamart stabil di kisaran 6%-7%. Kami perkirakan EBITDA net leverage Japfa akan lebih tinggi dari 2,0x pada tahun 2022 dan 2023, dibandingkan dengan posisi kas bersih Alfamart.

 

Asumsi Utama Fitch Dalam Kasus Peringkat Kami untuk Emiten. Penambahan toko bersih setiap tahun sekitar 1.000 untuk Alfamart dan 200 toko untuk Alfamidi pada tahun 2023-2026 (perkiraan tahun 2022: sekitar 1.500), dengan pertumbuhan pendapatan sekitar 14% pada tahun 2022, dan 8% pada tahun 2023 dan seterusnya.

 

Penjualan per toko meningkat 2% per tahun pada tahun 2023 dan seterusnya. Margin EBITDA sekitar 7% dari tahun 2022 (2021: 7,1%). Capex tahunan Rp4,5 triliun-6 triliun mulai 2023