Setelah ditunggu – tunggu, akhirnya kabar konsolidasi antara Gojek dan Tokopedia akhirnya menuju satu langkah lebih dekat dengan ditandatanganinya perjanjian jual beli saham bersyarat atau disebut juga Conditional Sales Purchase Agreement (CSPA) di antara mereka pada tanggal 9 Maret 2021. Walaupun belum banyak detail yang dikeluarkan oleh juru bicara dari masing – masing perusahaan tentang langkah konsolidasi ini, namun step ini pastinya diharapkan oleh investor akan membawa mereka menjadi satu langkah lebih dekat dengan step untuk melantai ke bursa efek atau IPO yang gosipnya akan berlangsung pada kuartal 4 tahun 2021 ini dengan estimasi valuasi sekitar 30 – 40 Millar USD dan berpotensi menjadi perusahaan dengan kapitalisasi terbesar setelah Bank BCA dan BRI.
 
Jika Gojek dan Tokopedia berhasil melantai di Bursa Efek Indonesia, maka ini akan menjadi satu milestone yang patut untuk dicatat dalam sejarah karena ini pertama kalinya Bursa Efek Indonesia melantaikan unicorn berbasis financial technology yang mana kedepannya pasti bisa menjadi panutan untuk start up – start up financial technology lainnya di Indonesia ke depan nantinya. Selain itu, tak mengherankan juga saat mereka melantai di bursa nanti, ini akan membuat investor baru di Indonesia dari kalangan generasi yang lebih mudah untuk tumbuh lebih pesat lagi karena kebanyakan pengguna aplikasi Gojek dan Tokopedia sendiri atau bahkan perusahaan financial technology lainnya memang juga dari kalangan generasi muda dana nama branding mereka sudah sangat melekat dalam kehidupan sehari – hari mereka.
 
Namun di balik semua semua pembahasan di atas, sebenarnya IPO Gojek dan Tokopedia berisi satu kepentingan strategis yaitu mengembalikan daya tarik investor asing terhadap pasar saham Indonesia yang sudah mulai turun drastic dari tahun 2016.

 
Dari gambar grafik di atas, kita dapat melihat jika porsi Indonesia di dalam index MSCI Emerging Market sudah menurun drastic sejak tahun 2016 yang awalnya pada level sekitar 4% sekarang hanya sisa sekitar 1.25%. Ini disebabkan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah masuk China yang mendominasi porsi MSCI mendekati 50% dan belum memperhitungkan jika AntGroup berhasil melantai di bursa satu hari nanti dan juga komponen saham Indonesia yang masih didominasi oleh “Old Economy Sector” seperti sektor perbankan, consumer, dan telekomunkasi seperti Bank BCA, BRI, Mandiri, Telkom, dan Unilever. Ini sangat berbeda jika kita melihat Amerika sendiri yang mana 5 perusahaan dengan kapitalisasi terbesar di sana per Desember 2020 berasal dari sektor teknologi seperti Apple, Microsoft, Amazon, Google dan Facebook.
Dari pembahasan ini, bisa dilihat sekali lagi bahwa dengan IPOnya Gojek dan Tokopedia di BEI pastinya akan memberikan dampak positif untuk IHSG dan Rupiah secara keseluruhan yang sangat berpotensi membuat capital inflow kembali ke pasar saham Indonesia setelah sudah lama keluar seiring Gojek dan Tokopedia yang memberikan “rasa baru” kepada investor di IHSG dan menjadi perwakilan pertama perusahaan yang berasal dari The New Economy.