Perang Tarif Belum Reda, IHSG Potensial Melorot

Petugas kebersihan menyisir teras depan Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Mayoritas indeks-indeks Wall Street kemarin kembali mengalami koreksi. Itu seiring aksi jual investor yang diselipmti rasa kekhawatiran atas dampak ekonomi kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Sejumlah saham teknologi besar mencatatkan penurunan signifikan. Apple turun 4,2 persen, Tesla anjlok 7,3 persen, Nvidia terpangkas hampir 6 persen, dan Meta Platforms terjun bebas nyaris 7 persen. Tekanan jual makin intens setelah Gedung Putih menyampaikan tarif kumulatif terhadap produk impor China mencapai 145 persen.
Itu terdiri dari 125 persen tarif baru ditambah 20 persen tarif tambahan mengenai krisis fentanyl. Secara keseluruhan, rincian tarif saat ini berlaku adalah tarif 145 persen untuk seluruh barang impor dari China. Tarif 25 persen terhadap produk aluminium, otomotif, dan barang dari Kanada dan Meksiko di luar perjanjian USMCA. Tarif 10 persen untuk seluruh impor lainnya.
Kembali koreksi mayoritas indeks-indeks utama Wall Street menyusul eskalasi perang dagang Tiongkok, dan AS belum akan mereda diperkirakan menjadi katalis negatif. Aksi net sell asing masih berlanjut menjadi tambahan katalis negatif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
So, sepanjang perdagangan hari ini, Jumat, 11 April 2025 diprediksi bergerak melemah seiring kemungkinan aksi jual dengan kisaran support 6.147-5.967, dan resistance 6.381-6.500. Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menjagokan saham JPFA, ICBP, PSAB, BRMS, AMRT, dan AVIA. (*)
Related News

Produksi Migas PHE Tumbuh 5% dalam Tiga Tahun Terakhir

Perkuat Struktur, Kemenkeu Bentuk Tiga Unit Baru Strategis

RI-Singapura Gelontorkan USD10 Miliar Garap Energi Hijau

IHSG Ditutup Turun 0,68 Persen, 3 Saham LQ45 Ini Pemicunya

Pelanggan KA Panoramic Januari-Mei 2025 Bertambah 34,38 Persen

Kemenperin Inisiasi Siprosatu, Percepat Digitalisasi Industri Sawit