PMI-BI Industri Pengolahan Triwulan III Sebesar 51,66 Persen
Kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada triwulan III 2025 meningkat dan berada pada fase ekspansi (indeks >50%). Hal ini tecermin dari PMI-BI sebesar 51,66%
EmitenNews.com - Kinerja Lapangan Usaha (LU) Industri Pengolahan pada triwulan III 2025 meningkat dan berada pada fase ekspansi (indeks >50%). Hal ini tecermin dari PMI-BI sebesar 51,66%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 50,89%.
Berdasarkan komponen pembentuknya, peningkatan PMI-BI didorong oleh ekspansi pada mayoritas komponen yaitu Volume Produksi, Volume Total Pesanan, dan Volume Persediaan Barang Jadi.
Berdasarkan sublapangan usaha (Sub-LU), PMI-BI pada sebagian besar Sub-LU meningkat dan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Mesin dan Perlengkapan, diikuti oleh Industri Pengolahan Tembakau, serta Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki.
Perkembangan tersebut sejalan dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Bank Indonesia yang mengindikasikan kinerja kegiatan LU Industri Pengolahan meningkat dengan nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 1,61%.
Pada triwulan IV 2025, kinerja LU Industri Pengolahan diprakirakan tetap terjaga dan berada pada fase ekspansi yang tecermin dari PMI-BI sebesar 51,36%. Berdasarkan komponen pembentuknya, beberapa komponen diprakirakan berada pada fase ekspansi dengan indeks tertinggi pada komponen Volume Produksi, diikuti Volume Total Pesanan, dan Volume Persediaan Barang Jadi.
Mayoritas Sub-LU juga diprakirakan berada pada fase ekspansi, dengan indeks tertinggi pada Industri Mesin dan Perlengkapan, Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki, dan Industri Furnitur.(*)
Related News
Perkuat Koordinasi Fiskal-Moneter, Menkeu Dukung Revisi P2SK
Harga Emas Antam Turun Lagi Rp6.000 per Gram
Terus Tambah Dana di Perbankan, Menkeu Purbaya Ungkap Alasannya
1,33 Juta Wisman Kunjungi Indonesia pada Oktober 2025
Pemerintah Kantongi Rp25 Triliun dari Lelang SUN, Selasa (2/12)
Realisasi Investasi Hingga September Capai Rp1.434,3 Triliun





