“Hal ini merupakan awal yang baik bagi kami untuk terus mengembangkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan menjadi pertimbangan lanjutan buat Electrum untuk meningkatkan jumlah ribuan motor listrik dan memperluas cakupan wilayah operasionalnya nanti,” papar Rubi.

 

Tentu, sambung Rubi, capaian tersebut juga tidak lepas dari peran ratusan mitra driver Gojek yang telah ikut memperkenalkan perjalanan dan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan di ekosistem Gojek kepada masyarakat secara luas.

 

Namun perlu diketahui bahwa persaingan untuk bisnis motor listrik ini memang sedang menjadi barang hangat yang dilirik oleh para perusahaan besar. Bisnis motor listrik bakal menarik, disebabkan oleh industrinya yang memerlukan banyak support dari berbagai elemen. Sebut saja ada Astra Group melalui PT Astra Otoparts (AUTO), anak usaha PT Astra International (ASII) memperkenalkan Astra Otopower sebagai portofolio terbaru. Jaringan pengisian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB). 

 

Sebagai portofolio termuda, Astra Otopower menjadi bagian partisipasi Astra Otoparts dalam mendukung program pemerintah menekan emisi gas buang kendaraan bermotor, dan proses transisi energi, khususnya dari kendaraan berbahan bakar fosil menjadi bahan bakar listrik melalui ekosistem KBLBB dengan infrastruktur kendaraan listrik.

 

Lalu ada PT NFC Indonesia (NFCX) yang mengembangkan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU). Itu dilakukan melalui anak usaha Volta yaitu PT Energi Selalu Baru (ESB). Di mana, ESB masuk MCAS Group, bekerja sama dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN).

 

ESB fokus dalam menyediakan infrastruktur kendaraan listrik ramah lingkungan. Salah satunya teknologi Sistem Ganti Baterai (SGB) digunakan motor listrik Volta untuk memudahkan pengguna melakukan penukaran baterai.  PT PLN membentuk Electric Vehicle Digital Services (EVDS) sebagai salah satu platform layanan kendaraan listrik. Langkah itu, untuk meningkatkan customer experience dengan mendigitalisasi, dan mengintegrasi seluruh sistem pelayanan pelanggan bagi pengguna maupun calon pengguna kendaraan listrik.


Tak ketinggalan PT Indika Energy Tbk (INDY) tengah mempertimbangkan untuk investasi bersama senilai USD2 miliar dengan perusahaan asal Taiwan, Foxconn untuk manufaktur kendaraan listrik, baterai, dan penyimpanan energi. Bahkan sebelumnya Alpha JWC II, LP telah mengucuri pinjaman entitas Indika Energy (INDY) yaitu Ilectra Motor Group (IMG) senilai USD7,5 juta. Kesepakatan dengan Alpha itu, diteken perseroan melalui anak usaha Solusi Mobilitas Indonesia (SMI), dan Indika Energy Infrastructure (IEI).


PT VKTR Teknologi Mobilitas ( VKTR ), anak perusahaan PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) yang bergerak di bidang manufaktur elektrifikasi transportasi dan ekosistem telematika, meresmikan PENS - VKTR Innovation Lab of Transport Electrification di Kampus Politeknik Elektronika Negeri Surabaya ( PENS ). Kerja sama antara VKTR dan PENS ini nantinya akan bermuara pada tiga hal pengembangan komponen telematika dan mekatronika, repowering bus dan angkot dari mesin bensin menjadi listrik, dan pengembangan teknologi motor listrik.


Dari plat merah entitas anak perusahaan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yaitu PT WIKA Industri dan Konstruksi (WIKON) menjalin sinergi dengan Indonesia Battery Corporation (IBC) dalam upaya percepatan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Upaya tersebut diwujudkan dengan Penandatanganan Perjanjian Pengikatan Jual-Beli dan Pengambilan Saham Bersyarat/Conditional Share Purchase and Subscription Agreement (CSPSA) PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA) sebagai produsen motor listrik Gesits.


Pengembangan industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) menjadi program yang strategis. Selain mampu mendorong penciptaan industri berteknologi dan bernilai tambah tinggi pengembangan KBLBB sejalan dengan paradigma baru pembangunan ekonomi hijau dan berkelanjutan. Pengembangan industri KBLBB juga berperan strategis dalam menstimulasi industri turunan yang termasuk dalam rantai nilai (value-chain) industri ini, seperti hilirisasi mineral lanjutan (termasuk nikel), industri suku cadang, dan industri baterai.


Untuk memacu pengembangan industri kendaraan listrik pemerintah memberlakukan bea masuk nol persen untuk impor KBLBB. Kebijakan berlaku untuk kendaraan bermotor yang diimpor dalam kondisi tidak utuh dan tidak lengkap (Incompletely Knocked Down/IKD). Insentif ini dituangkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-13/PMK.010/2022 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.010/2017 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk atas Barang Impor yang ditetapkan tanggal 22 Februari 2022.