EmitenNews.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mengoptimalkan penggunaan anggaran untuk melaksanakan berbagai program dan kegiatan strategis yang dapat mendukung pengembangan dan daya saing industri nasional.


Pada tahun 2023, anggaran Kemenperin menjadi Rp4,6 triliun karena mendapat tambahan anggaran untuk pelaksanaan program pemerintah berupa bantuan pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) roda dua sebesar Rp1,4 triliun.


“Jadi, realisasi anggaran Kemenperin sampai per tanggal 31 Mei 2023,apabila di luar anggaran bantuan pembelian KBLBB telah mencapai 27,34%. Namun jika anggaran bantuan pembelian KBLBB ditambahkan ke dalam anggaran kementerian, maka realisasi anggaran kami baru mencapai19,06%,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pada Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Senin (12/6).


Menperin menjelaskan, ada beberapa kendala dalam realisasi anggaran di kementeriannya, antara lain terdapat anggaran yang masih diblokir sebesar Rp207,57 miliar atau 4,49% dari total anggaran Kemenperin. “Dari sebagian besar blokir tersebut merupakan blokir yang disebabkan kebijakan automatic adjustment secara nasional,” ungkapnya.


Selain itu, beberapa kegiatan dengan alokasi anggaran yang cukup besar seperti program pengembangan wirausaha baru (WUB), Diklat 3 in 1, serta pembangunan konstruksi SMK-SMAK Bogor dan Politeknik Cilegon, hingga saat ini masih dalam proses pengadaan atau lelang barang dan jasa, serta dalam proses pelaksanaan. “Adapun total anggaran untuk kegiatan tersebut yang dalam proses pengadaan atau pelaksanaan adalah sebesar Rp263,45 miliar,” sebut Agus.


Adapun sejumlahprogres kegiatan prioritas Kemenperin pada tahun 2023 yang telah dilaksanakan, di antaranya program peningkatan kemampuan WUB sektor industri kecil dan menengah (IKM). Kegiatan ini meliputi pelatihan atau bimbingan teknis, manajemen kewirausahaan dan fasilitasi izin usaha (legalitas usaha), pemberian mesin dan peralatan produksi termasuk melalui program Santripreneur, serta penumbuhan wirausaha di daerah tertinggal, perbatasan, terluar dan pasca bencana. Total anggaran yang sudah terealisasi hingga bulan Mei sebesar 8,54% atau telah dilaksanakan kegiatan sebanyak 241 seminar WUB sektor IKM.


Progres lainnya, yakni pelatihan yang dilakukan oleh Pusdiklat Industri dan Balai Diklat Industri (BDI) yang mencakup program pelatihan, sertifikasi kompetensi dan penempatan kerja. Pelatihan dilakukan dengan menggunakan kurikulum dan modul yang mengacu pada kebutuhan industri agar terbentuk link and match antara lembaga pelatihan dengan perusahaan industri untuk menghasilkan lulusan pelatihan yang kompeten dan siap kerja. Realisiasi anggarannya hingga Mei mencapai 30,07% atau telah dilaksanakan pelatihan yang melibatkan sebanyak 11.517 peserta.


Berikutnya, kegiatan partisipasi Indonesia pada Hannover Messe 2023, yang dilaksanakan pada 17-21 April 2023 di Hannover, Jerman. Hannover Messe 2023 tidak hanya menjadi ajang promosi bagi Indonesia, tetapi juga untuk menunjukkan kesiapan dan kapabilitas sektor manufaktur Indonesia menuju era digital.


”Event ini juga membuka jalan yang lebar bagi masuknya investasi ke dalam negeri maupun kemitraan pelaku industri pada jaringan rantai suplai global atau global supply chain,” tutur Menperin. Adapun output yang telah dicapai adalah terjalinnya 30 kesepakatan kerja sama yang terdiri dari 25 kerja sama B-to-B (senilai Rp37 triliun), satu kerja sama G-to-G, dan empat kerja sama G-to-B.


Kemudian, pelaksanaan program restrukturisasi mesin dan peralatan industri tekstil sebagai upaya untuk mengakselerasi peningkatan kinerja industri TPT di pasca-pandemi Covid-19. Progres saat ini, terdapat pendaftar 12 perusahaan dengan nilai investasi Rp62,67 miliar dengan potensi nilai bantuan yang akan dibahas dan direalisasikan pada bulan Juni 2023 sebesar Rp3,9 miliar.(*)