EmitenNews.com — Kreditur Garuda Indonesia (GIAA) - termasuk Rolls-Royce dari Inggris dan pembuat pesawat Prancis Airbus - akan memberikan suara pada hari ini, Jumat (17/6) atas proposal restrukturisasi utang senilai USD9,7 miliar, di mana maskapai nasional itu optimistis akan mendapatkan dukungan yang cukup untuk rencana restrukturisasi utangnya.

 

Sebuah mayoritas sederhana dari kreditur pada pertemuan tersebut diperlukan untuk mengamankan kesepakatan yang mengikat untuk semua 501 pemilik klaim, termasuk pemegang sukuk US $ 500 juta perusahaan.

 

Pengadilan memverifikasi klaim senilai 142,42 triliun rupiah (USD1,3 miliar) terhadap Garuda yang akan diakui dalam proses tersebut, tetapi jumlah itu rawan dipermasalahkan hingga pemungutan suara dilakukan.

 

Garuda jatuh ke dalam masalah keuangan ketika pandemi menghancurkan bisnis perjalanan udara global.

 

Maskapai ini telah mengusulkan penyelesaian utangnya kepada lessor pesawat dan pemegang obligasi syariah dengan obligasi 9 tahun dan ekuitas senilai USD1,15 miliar dan menawarkan kepada bank dan perusahaan negara perpanjangan jatuh tempo pinjaman selama 22 tahun dengan tingkat bunga 0,1 persen.

 

CEO Garuda Irfan Setiaputra pada hari Kamis mengatakan pada jumpa pers bahwa dia yakin rencana tersebut akan mendapatkan suara yang dibutuhkan dan mengatakan Airbus dan produsen mesin Rolls-Royce telah mendukung proposal tersebut.


"Kami cukup optimistis (dukungan dari) lessor dan kreditur sudah berada di level di atas 50 persen," ujarnya.

 

Unit Rolls-Royce dan Airbus masing-masing mengajukan 9,9 triliun rupiah dan 7,8 triliun rupiah klaim kepada Garuda, menurut dokumen pengadilan.