Rp200 Triliun ke Himbara, Momentum Tepat Kembangkan REIT di Indonesia

Pemerhati REIT Abdullah Syarifuddin. dok. ist.
Pemerintah mempersiapkan instrumen penunjang melalui Danantara
Pemerintah sebenarnya telah mempersiapkan instrumen penunjang melalui pembentukan Danantara Indonesia, sovereign wealth fund kedua setelah INA, dengan mandat mengelola portofolio investasi strategis skala besar (Reuters). Di sisi lain, INA kini mulai berfokus pada proyek-proyek modern seperti data center, energi terbarukan, dan sektor teknologi yang diyakini menjadi tulang punggung ekonomi masa depan.
Sinergi antara sovereign wealth fund dan REIT akan melahirkan skema pembiayaan hybrid yang mampu mendukung proyek besar tanpa membebani APBN. Misalnya, proyek pembangunan pelabuhan, jaringan logistik terpadu, atau kawasan industri hijau bisa didanai bersama antara INA, Danantara, dan REIT publik. Skema semacam ini sudah terbukti berhasil di Singapura dan beberapa negara Asia lain, di mana REIT menjadi motor pengembangan properti dan infrastruktur.
Pemerintah perlu segera mendorong kebijakan investasi jangka panjang
Ketua Bidang Infrastruktur PLPI, Jhon Riyanto, menilai langkah Menkeu Purbaya mengucurkan Rp200 triliun untuk perbankan merupakan pijakan yang tepat untuk menggerakkan konsumsi.
Namun, agar tidak hanya berhenti pada peningkatan daya beli jangka pendek, pemerintah perlu segera melengkapi kebijakan ini dengan dorongan nyata terhadap investasi jangka panjang.
Pengembangan REIT harus menjadi prioritas. Itu berarti regulasi perpajakan yang lebih kompetitif, proteksi investor yang memadai, kejelasan aset yang dapat dimasukkan ke REIT, serta transparansi tata kelola. Dengan landasan regulasi yang kuat, Indonesia tidak hanya dapat menarik investor asing, tetapi juga memobilisasi dana domestik yang besar dari institusi keuangan, dana pensiun, hingga investor ritel.
Jika kebijakan konsumsi (melalui Rp200 triliun dana likuiditas) dikombinasikan dengan penguatan investasi (melalui REIT dan sovereign wealth fund), maka Indonesia berpeluang mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih produktif, inklusif, dan berkelanjutan.
Inilah jalan ganda yang harus ditempuh: konsumsi untuk mempercepat perputaran ekonomi jangka pendek, investasi untuk membangun fondasi pertumbuhan jangka panjang. ***
Related News

Menko Airlangga Ungkap Gaji Karyawan di Bawah Rp10 Juta Bebas Pajak

Dongkrak Perekonomian, Pemerintah Siapkan Stimulus Sektor Transportasi

Indeks Kepercayaan Industri (IKI) September 2025 Melambat

Badan Pangan Luncurkan Perdana Bantuan Pangan Fortifikasi

Stabilitas Politik dan Rupiah Bakal Tentukan Daya Saing Industri

Pemerintah Raup Rp7 Triliun dari Lelang 7 Seri Sukuk, Selasa