EmitenNews.com -PT Gozco Plantation Tbk (GZCO) tengah menjadi sorotan pasar menyusul isu yang beredar di kalangan pelaku pasar terkait rencana akuisisi yang signifikan. PT Energi Melayani Negeri (EMN), perusahaan yang terafiliasi dengan Happy Hapsoro (Hapsoro Sukmonohadi), suami dari Ketua DPR RI Puan Maharani, dikabarkan akan mengambil alih sekitar setengah saham GZCO. Aksi korporasi ini dinilai berpotensi menjadi titik balik dan awal kebangkitan kinerja saham GZCO di masa depan.

Meskipun detail jumlah saham dan tujuan akuisisi oleh EMN belum diumumkan secara resmi, para pengamat menilai langkah ini sangat strategis dan terkait erat dengan kebijakan energi nasional, khususnya program Biodiesel.

Indrawijaya Rangkuti, Pengamat Pasar Modal dan Founder Entry Exit Investment, memandang bahwa keputusan EMN, yang bergerak di bidang energi bersih terintegrasi, untuk mencaplok GZCO didorong oleh kebijakan ambisius pemerintah: Mandatori Biodiesel B50 pada tahun 2026.

"Akuisisi GZCO oleh EMN ini adalah langkah antisipatif terhadap ledakan permintaan domestik Crude Palm Oil (CPO)," jelas Indrawijaya. "Pemerintah menargetkan stop impor solar pada 2026 melalui penerapan B50. Ini berarti kebutuhan CPO sebagai bahan baku biodiesel (FAME) akan meningkat drastis."

Indrawijaya menambahkan, saat ini konsumsi solar di Indonesia sekitar 14 juta kiloliter, di mana 4,5 juta kiloliter di antaranya masih diimpor. Target Presiden Prabowo untuk menghentikan impor ini dengan B50 akan membuka pasar CPO yang sangat besar di dalam negeri.

"B50, campuran 50% FAME sawit dengan 50% solar, adalah kunci kedaulatan energi. Logistik pasokan CPO yang stabil dan besar akan menjadi penentu keberhasilan, dan inilah yang membuat perusahaan perkebunan seperti GZCO menjadi target utama," tegasnya.

EMN dan Potensi Backdoor Listing

Rencana akuisisi ini juga memunculkan spekulasi tentang kemungkinan backdoor listing. Mengingat EMN berfokus pada energi, penggunaan GZCO yang sudah terdaftar di bursa (Tbk) sebagai 'kendaraan' untuk masuk ke pasar modal merupakan skenario yang kuat.

EMN sendiri dikendalikan oleh Happy Hapsoro melalui PT Basis Utama Prima atau dikenal sebagai Basis Investment. Berdasarkan penelusuran data AHU, struktur kepemilikan EMN melibatkan PT Sumber Energi Negeri (90% saham EMN), yang mayoritas sahamnya (99,99%) dipegang oleh PT Basis Utama Prima.

Sementara aksi korporasi ini masih menunggu keputusan akhir dari pihak EMN, langkah ini merupakan sinyal kuat adanya pergeseran fokus bisnis GZCO, dari sekadar produsen CPO menjadi bagian penting dalam rantai pasok energi nasional.

Sekilas Mandatori B50: Kebijakan Penghenti Impor Solar

Kebijakan penghentian impor solar pada semester II tahun 2026 didasarkan pada implementasi Mandatori Biodiesel B50.

Tujuan: Mengganti 4,9 juta kiloliter solar impor (sekitar 10,58% kebutuhan nasional saat ini) dengan campuran biodiesel.

Dampak Ekonomi: Diproyeksikan dapat memberikan tambahan penghematan devisa sekitar USD10,84 miliar dalam satu tahun, memperkuat ketahanan energi, dan meningkatkan nilai petani sawit.

Tantangan: Stabilitas pasokan CPO harus dipastikan, dengan peningkatan kapasitas FAME dari 15,6 juta KL menjadi 20,1 juta KL. Selain itu, kesiapan mesin di berbagai sektor (transportasi, alat berat, perkapalan) harus melewati uji jalan (road test) akhir yang ketat.

Indrawijaya menyimpulkan, bagi investor, rencana akuisisi GZCO adalah berita positif. "GZCO akan bertransformasi dari perusahaan CPO konvensional menjadi entitas yang vital bagi program kedaulatan energi negara. Prospek kinerjanya akan sangat tergantung pada akselerasi dan kesuksesan implementasi B50," tutupnya.