EmitenNews.com - Sengketa antara wartawan senior Satrio Arismunandar, dan Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) berakhir damai. Rumah mantan wartawan harian Kompas itu, sudah kembali, urung disita pihak BTN. Pinjaman ke BTN, yang menjadikan rumah Satrio sebagai agunan, telah dilunasi. Dengan begitu urusan rumah Satrio dengan bank BUMN itu, tuntas sudah.


Satrio Arismunandar bertemu dengan Corporate Secretary BTN, Ari Kurniaman, di Jakarta, Rabu (29/6/2022), untuk merundingkan kesepakatan damai itu. Hadir juga Denny JA, sebagai pihak yang menjamin kesanggupan Satrio untuk melunasi tunggakan utang di BTN tersebut.


Sesuai hasil perundingan damai itu, total sisa pokok pinjaman yang harus dibayar Satrio ke BTN adalah Rp422 juta, setelah porsi bunga dan denda sudah dipotong 100 persen. Jumlah itu disebutkan, jauh di luar kemampuan Satrio untuk melunasinya.


Berkat bantuan teman-teman, termasuk Denny JA, secara sukarela dan ikhlas membantu. Mereka bergotong-royong urunan dana, untuk membantu Satrio menyelamatkan rumahnya. Hingga Selasa (28/6/2022) malam, ada komitmen bantuan dari mereka sebesar Rp153 juta (36 persen).


Dengan begitu sisa yang harus dilunasi adalah Rp269 juta (64 persen). Sisa pinjaman ini diatasi oleh Denny JA. Sebanyak Rp60 juta diberikan Denny JA sebagai bantuan langsung pribadi.


Sisanya, Rp209 juta akan dicicil oleh Satrio ke Denny JA, tanpa bunga. Satrio akan menyicil Rp5 juta per bulan. Jadi, selama 41 bulan x Rp5 juta, yang akan dibayarkan Satrio melalui kerja untuk DJA lewat program di Orbit Indonesia. Dalam 41 bulan atau 3 tahun 5 bulan, akte notaris (sertifikat rumah) akan kembali ke Satrio. Saat ini akte notaris atau sertifikat rumah Satrio Arismunandar kini dipegang oleh Denny JA.


Satu hal sebagai bagian dari transparansi ke publik dan berbagai kalangan yang sudah mendukung, Satrio Arismunandar menjelaskan besarnya bantuan atau komitmen dari berbagai kelompok, per Selasa malam.


Satrio menjelaskan, khusus untuk pelunasan rumah, ada komitmen bantuan dari: (Alumni) FTUI & Lintas Fakultas NKRI Rp60.763.608; Alumni Gatrik Elektro FTUI Rp20.000.000; dan teman-teman di Jurusan Elektro Angkatan ‘80 FTUI Rp6.873.112.


Ada juga Pengumpulan Dana SAVE SATRIO Rp65.500.000. Ini kelompok individu dari berbagai latar belakang: dosen/akademisi, aktivis 1998, relawan, pejabat/staf ahli kementerian, aktivis Indonesia Maju, KAPT, dan lain sebagainya.


Di luar itu, terdapat dukungan dan bantuan secara individual/organisasi, yang tidak secara spesifik ditujukan untuk pelunasan utang di BTN. Tetapi sekadar sebagai wujud simpati/kebersamaan/solidaritas untuk Satrio dan keluarga, yang sebetulnya juga sangat membutuhkan bantuan itu.


Bantuan itu antara lain dari: Organisasi AJI Indonesia dan para jurnalis anggota AJI, teman-teman wartawan Kompas, Trans TV, Kelompok Studi Proklamasi/Guntur 49. Lainnya, alumni Suratkabar Kampus Warta UI, teman di grup Whatsapp, teman-teman di Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), dan lain-lain, yang tak bisa disebut satu-persatu.


Satrio menyebutkan, itu belum termasuk bantuan doa, dukungan moral, jasa pengacara probono, dan berbagai bentuk dukungan lain dari banyak teman. “Saya terkejut dan sungguh tidak mengira, begitu banyak perhatian dan bantuan teman-teman dari berbagai kalangan kepada saya dan keluarga. Bahkan orang yang tidak begitu kenal pun ikut membantu.” ***