EmitenNews.com - PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2022 sebesar Rp 300 sampai 400 miliar yang digunakan untuk menambah pompa bensin seiring dengan adanya penambahan kerjasama beberapa pelanggan.


Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan AKR Corporindo Suresh Vembu mengatakan, saat ini pihaknya tidak mengalokasikan belanja modal terlalu besar. Sebab, selama lima tahun terakhir terhitung sejak 2016, perseroan sudah menginvestasikan capex sebesar Rp 11 triliun.


Suresh menambahkan, sekitar Rp 3 triliun lebih dari total Rp 11 triliun itu sudah digunakan AKRA untuk ekspansi logistik dan Rp 3,6 triliun diinvestasikan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Java Integrated and Port Estate (JIIPE).


"Jadi, tahun ini saya pikir capex tidak akan lebih banyak sekitar Rp 300 sampai Rp 400 miliar. Karena selama beberapa tahun lalu investasi sudah banyak sehingga sekarang waktunya untuk panen," ucap Suresh akhir pekan lalu.


Suresh berharap, capex yang sudah diinvestasikan bisa memberikan hasil positif. Terbukti, sejauh ini perseroan sudah memperoleh kontribusi dari British Petrolium (BP) sebesar Rp 400 miliar termasuk kontribusi dari mitra partner strategis lain.


Ke depan, kinerja AKRA akan lebih positif mengingat perseroan memiliki bisnis model yang bagus dan disiplin yang tinggi. "Kami juga tidak mau ambil risiko apa pun terkait harga minyak karena itu supply chain logistic company yang didorong volume. Di masa pandemi, AKRA tetap bisa tumbuh hampir 20% sampai 30% karena kami punya infrastruktur logistik yang langka dan tetap beroperasi bahkan di tengah pandemi," jelasnya.


Alhasil pada 2021, pendapatan perseroan melalui pengelolaan JIIPE tumbuh dari semula Rp 260 miliar menjadi Rp 550 miliar yang ditopang dari penjualan lahan dan pendapatan langsung dari Freeport. Saat ini, Freeport meminta tambahan lahan untuk lay down area dan perseroan akan memfinalisasi beberapa kontrak yang sedang dalam tahap negosiasi.


"Perkiraan saya, pendapatan JIIPE bisa tumbuh antara 35% sampai 45% kalau bisa jualan tahun ini, naik menjadi Rp 1 triliun atau Rp 1,1 triliun tahun ini," ungkap Suresh.


Dengan demikian, pada dasarnya KEK JIIPE memiliki lahan yang sudah siap dan banyak industri yang sekarang mulai berdiskusi dengan JIIPE seperti industri kaca, FMCG dan beberapa industri kimia termasuk pelanggan potensial. Apalagi, JIIPE juga memiliki profit gross margin yang bagus. Oleh karena itu, kontribusi JIIPE ke depan berpotensi tumbuh.


Lebih jauh, earning per share (EPS) AKRA pada 2021 juga mengalami pertumbuhan sebesar 18% sampai 20% dari sebelumnya Rp 925 miliar menjadi Rp 1,1 triliun lebih. Jika pada 2022 EPS perseroan bisa naik 15% sampai 20%, maka EPS diekspektasikan tumbuh menjadi Rp 1,3 triliun dengan asumsi konservatif.


Suresh pun berharap, pada 2022 distribusi penjualan perseroan dapat tumbuh sebesar 10% sampai 12% yang dikontribusikan dari volume pertumbuhan industri pertambangan, pasar umum dan ritel. 'Untuk itu, kami mau tambah 25 pompa bensin ritel karena harga komoditas semuanya masih bagus. Saya yakin, batubara, nikel, dan energi lainnya juga tahun ini masih diproyeksikan bagus," pungkas Suresh.