EmitenNews.com -PT Sinar Mas Multiartha Tbk (SMMA) meraup laba bersih sebesar Rp1,438 triliun selama sembilan bulan 2023, atau naik 40,8 persen dibanding periode sama tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp1,021 triliun.

Hasil itu mengangkat laba bersih per saham dasar ke level Rp226 per lembar pada akhir September 2023, sedangkan di akhir September 2022 berada di level Rp178 per helai.

Merujuk data laporan keuangan periode sembilan bulan 2023 telah audit SMMA yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (3/1/2024). Padahal, pendapatan turun 24,7 persen secara tahunan menjadi Rp18,96 triliun pada akhir kuartal III 2023.

Pemicunya, pendapatan penjaminan asurasi melorot 34,2 persen menjadi Rp12,045 triliun. Senasib, pendapatan administrasi dan komisi menyusut 21,08 persen menjadi Rp494,1 miliar.

Tapi pendapatan bunga dan bagi hasil tumbuh 7,3 persen secara tahunan menjadi Rp4,4 triliun pada akhir September 2023.

Senada, pendapatan jasa penjaminan emisi dan perantara pedagang efek serta manager investasi naik 12,2 persen menjadi Rp420,6 miliar.

Bahkan, emiten jasa keuangan grup Sinarmas ini mulai membukukan pendapatan atas kenaikan nilai wajar efek yang belum direalisasikan sebesar Rp373,9 miliar selama sembilan bulan 2023. Sedangkan di periode sama tahun 2022 nihil.

Menariknya, SMMA dapat menekan beban sedalam 27,9 persen secara tahunan menjadi Rp17,328 triliun pada akhir September 2023. Pendorongnya, beban penjaminan asuransi turun 40 persen menjadi Rp11,457 triliun.

Alhasil, laba sebelum pajak naik 47,4 persen secara tahunan menjadi Rp1,632 triliun pada akhir kuartal III 2023.

Sementara itu, jumlah kewajiban berkurang 2,2 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp88,54 triliun pada akhir September 2023.

Pada sisi lain, total ekuitas bertambah 7,6 persen dibanding akhir tahun 2022 menjadi Rp25,4 triliun pada akhir kuartal III 2023.