SKB Food (RAFI) Terapkan ESG Seluruh Lini Bisnis
CEO Sari Kreasi Boga menunjukkan bahan baku produksi perseroan. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Sari Kreasi Boga atau SKB Food (RAFI) tengah menapaki babak baru dalam perjalanan bisnis. Tak sekadar mengejar profit, perusahaan bergerak sektor makanan, minuman, dan waralaba tersebut, kini memantapkan arah menuju bisnis lebih berkelanjutan, berlandaskan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Di bawah kepemimpinan Eko Pujianto, Chief Executive Officer, SKB Food menjadikan keberlanjutan sebagai bagian dari deoxyribonucleic Acid (DNA) perusahaan. Setiap langkah bisnis, mulai rantai pasok bahan baku hingga ekspansi waralaba, kini disusun sejalan tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
“Kami tidak hanya bicara soal keuntungan, tapi juga bagaimana perusahaan bisa tumbuh bersama masyarakat, dan tetap menjaga lingkungan,” ujar Eko dalam keterangan, Senin, 3 November 2025.
Eko menjelaskan, prinsip keberlanjutan dijalankan lewat kolaborasi dengan masyarakat. Warga dapat menjadi mitra strategis SKB Food, baik sebagai penjual maupun distributor. Langkah itu, diharap menciptakan siklus bisnis saling menguatkan antara perusahaan, dan komunitas. “Dengan membuka ruang kemitraan, kami ingin pertumbuhan bisnis juga ikut menggerakkan ekonomi masyarakat sekitar,” tegas Eko.
Komitmen keberlanjutan SKB Food tidak hanya terefleksi dari visi, tapi juga kinerja. Sepanjang 2024, perseroan mencatat pendapatan Rp582,84 miliar, tumbuh 43,04 persen dibanding tahun sebelumnya. Kontributor terbesar dari penjualan bahan baku Rp541,21 miliar, diikuti segmen makanan-minuman, dan waralaba. Nah, dari sisi lingkungan, SKB Food menerapkan berbagai inovasi hijau.
Salah satunya dengan mengubah kontainer bekas menjadi outlet kebab, sebuah langkah kecil namun bermakna untuk mengurangi limbah, dan penggunaan material baru. Selain itu, SKB Food menerapkan prinsip 3R -Repair, Recycle, dan Reuse- untuk meminimalkan limbah produksi. Sisa bahan baku seperti ikan, dan daging tidak layak jual diolah menjadi pakan hewan.
Sementara kulit padi, dan gabah disulap menjadi pakan ternak, dan sekamnya menjadi briket. Semua dilakukan demi mewujudkan target zero waste management. Ke depan, SKB Food akan terus memperkuat fondasi keberlanjutan dari sisi ekonomi, sosial, dan lingkungan. Perusahaan menyiapkan langkah strategis untuk memperbaiki rantai produksi dari hulu ke hilir sambil menjaga kelestarian lingkungan. “Orientasi kami jelas memperluas jaringan distribusi, memperkuat segmen food supply, dan waralaba dengan tetap berpegang pada prinsip keberlanjutan,” ujar Eko. (*)
Related News
Ada Saham Terbang 112,28 Persen Masih Lanjut Ngegas!
Diskon 99,51 Persen, Dua Pemegang Saham UDNG Lego 283,56 Juta Lembar
Perkuat Bisnis Infrastruktur Digital, INET Siap Akuisisi 60% Saham THC
Humpuss (HUMI) Ungkap Aksi Baru
Surplus 74 Persen, CBDK Koleksi Laba Rp1,4 Triliun
Moncer! Laba DKHH Melejit 243% di Kuartal III-2025





