Soal Merger GOTO–Grab, Danantara Tegaskan Ikuti Arah Pemerintah
Potret pencatatan perdana saham (IPO) emiten PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO).
EmitenNews.com - Isu penggabungan dua raksasa teknologi Asia Tenggara, Grab Holdings Ltd. dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), kian menghangat setelah pemerintah mengonfirmasi pembahasan resmi terkait potensi bisnis keduanya.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi sebelumnya menyampaikan pada Jumat (7/11) bahwa pemerintah tengah mengkaji peluang penggabungan dua perusahaan ride-hailing tersebut dalam rancangan peraturan presiden (Perpres) yang akan mengatur status, perlindungan, dan tarif bagi pengemudi atau mitra ojek daring.
Dalam kesempatan itu, Prasetyo juga mengungkapkan kemungkinan keterlibatan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia) dalam skema penggabungan.
Sebelumnya, Bloomberg per Juni 2025 juga melaporkan bahwa Danantara telah menjajaki pembelian saham minoritas di entitas hasil penggabungan Grab–GOTO. Namun, laporan Reuters di bulan yang sama menyebutkan bahwa rencana itu masih terganjal persoalan regulasi.
Menanggapi hal tersebut, Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara Indonesia, Pandu Sjahrir turut mengatakan bahwa pihaknya mengikuti sepenuhnya arah kebijakan pemerintah.
“Kalau soal itu (merger GoTo dan Grab) kita serahkan ke perusahaan masing-masing, kan, pemerintah juga sudah memberikan masukan, kita pasti ikuti masukannya dari pemerintah,” kata Pandu menjawab pertanyaan media di Jakarta, Selasa (11/11).
Pandu menambahkan, Danantara akan mendengarkan masukan lebih lanjut dari pemerintah, karena pemerintah diyakini memiliki visi positif terhadap kelangsungan bisnis di ekosistem digital nasional.
“Kita tentu mendengarkan masukan pemerintah. Pasti inginnya sangat baik tapi, tentu kita harus fokus B2B antara kedua perusahaan itu,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa yang terpenting saat ini adalah menjaga fokus pada hubungan bisnis antara kedua entitas. Danantara, kata Pandu, akan terus meninjau kembali perkembangan proses business-to-business (B2B) antara GOTO dan Grab.
“Nantinya, kita pasti akan support, tapi kita lihat. Karena yang penting juga dari sisi commercial return harus ada. Jadi, kita harus juga menjaga itu,” kata Pandu.
Sebagai tambahn, bentuk konkret sinergi antara Grab dan GOTO, baik dalam bentuk merger maupun akuisisi, masih dalam tahap pembahasan. Jika terwujud, entitas gabungan diperkirakan akan menguasai lebih dari 91% pangsa pasar transportasi daring di Indonesia, apabila mengacu pada data Euromonitor International.
Pada perdagangan hari ini Selasa (11/11) saham GOTO naik 2,99 persen ke level Rp69. Dalam 1 bulan terakhir naik 25 persen dari harga Rp55 pada 13 Oktober 2025.
Related News
Siapkan Rp752 Miliar, PTKS (KRAS) Buka Program Pensiun Dini Karyawan
Chengdong Jual 3,7 Miliar Saham BUMI, Kepemilikan Turun ke 5,99 Persen
KOBX Distribusi Perdana Dump Truck Hybrid ke Pelanggan
IMJS Gelontorkan Tambahan Modal Rp499,28 Miliar ke Indorent
Setop Buyback Saham OMED, Emiten Alkes Habiskan Rp4,88 Miliar
Surat UMA BEI Melonjak Drastis, Saham Liar Makin Banyak?





