EmitenNews.com - Bukit Uluwatu Villa (BUVA) akan ekstra hati-hati melanjutkan proyek Alila SCBD Jakarta. Perseroan akan mempertimbangkan dengan rigid dan detail untuk melanjutkan atau mengambil langkah lain. Pendeknya, manajemen tidak mau gegabah dalam mengambil kebijakan.


Namun, kalau perseroan memutuskan untuk melanjutkan proyek Alila SCBD Jakarta, tentu akan membuat studi kelayakan (feasibility study) lanjutan dengan jangka waktu (timeline) sebagaimana akan tertentukan dalam studi kelayakan tersebut. Di sisi lain, tingkat penghunian kamar (TPK) Alila SCBD Jakarta tergolong positif.


Pada 2020 seiring permulaan pandemi, naik menjadi 23,23 persen dari edisi 2019 sebesar 10,84 persen dengan harga kamar turun menjadi Rp1,9 juta dari Rp2,8 juta. Lalu, pada 2021 TPK naik lagi menjadi 33,12 persen, dan harga kamar melejit menjadi Rp2,2 juta. Pada 2022, kondisi mulai pulih, TPK melesat menjadi 48,09 persen dengan harga kamar menanjak menjadi Rp2,7 juta hampir mendekati harga kamar edisi 2019. 


Alila SCBD memperoleh pendapatan dari bisnis karantina, dan isolasi mandiri. Dan, sampai Mei 2023 TPK turun sedikit mengalami koreksi menjadi 42,17 persen dengan harga kamar mencapai Rp2,9 juta. Pencapaian harga kamar tersebut melebihi harga kamar periode 2019. Nah, dari sisi pendapatan, Alila SCBD dengan rekam jejak menjadi sebagai berikut. 


Pendapatan Alila SCBD pada 2020 turun 48,08 persen menjadi Rp16,36 miliar, lalu meningkat 61,10 persen pada 2021 menjadi Rp26,35 miliar. Pada 2022 pendapatan melejit 52,78 persen menjadi Rp48,14 miliar dibanding sebelum pandemi, dan kerugian hotel sangat kecil. Dengan fokus penekanan biaya operasi, kerugian hotel terus turun, sepanjang 2023 pendapatan diproyeksi Rp60,20 miliar dengan marjin keuntungan lebih baik.


Sementara itu, perseroan tanpa pikir panjang akan melanjutkan pembangunan proyek Alila Villas Bintan hingga beroperasi. Langkah awal diambil akan membuat studi kelayakan lanjutan untuk menganalisa ulang aspek-aspek pasar, teknis, manajemen, keuangan, dan lain-lain sebagaimana relevan. Timeline kelanjutan pembangunan akan ditentukan lebih lanjut setelah menerima hasil studi kelayakan. 


Sumber dana untuk melanjutkan proyek Alila Villas Bintan dari hasil usaha perseroan, pinjaman perbankan, pinjaman pemegang saham, dan/atau modal dari hasil right issue. TPK Alila Villas berangsur menunjukkan kinerja positif. Di mana, pada 2020 TPK terkoreksi 15,63 persen, dan harga kamar turun menjadi Rp5,8 juta. Pada 2021 TPK turun lagi menjadi 14,51 persen, dan harga kamar merosot menjadi Rp4,6 juta. 


Selanjutnya, pada 2022, kondisi mulai pulih, dengan TPK naik menjadi 47,19 persen, dan harga kamar naik mencapai Rp7,4 juta, lebih tinggi daripada harga kamar edisi 2019. Pada 2023, sampai Mei 2023, TPK naik menjadi 64 persen dengan harga kamar Rp7,8 juta. Kedua pencapaian itu, melebihi kinerja Alila Villas Uluwatu sepanjang 2019. (*)