EmitenNews.com -PT AKR Corporindo TBk (AKRA) telah selesai melakukan pemecahan saham ( stock split ) 1:5 pada 11 Januari 2022 . Saham stock split tersebut berlaku secara efektif mulai 12 Januari. Hal itu dilakukan oleh perseroan dengan alasan ingin menarik investor ritel, terutama millennial. lalu apakah milenial tertarik membelinya?


Dalam keterbukaan informasi, harganya pun kini telah menjadi Rp 20 per saham dari sebelumnya Rp 100 per saham.angka itu didapat karena AKRA melakukan ratio stock split 1:5. Sedangkan jumlah saham sebelum stock split adalah sebanyak 4.014.694.920 saham. Saat ini,AKRA melaporkan jumlah saham terbarunya, yaitu sebanyak 20.073.474.600 saham.


Sebelumnya, Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo mengungkapkan, pihaknya meyakini stock split akan membuat saham AKRA menarik bagi investor ritel, khususnya kalangan milenial yang aktif berinvestasi di perusahaan-perusahaan yang menerapkan pertumbuhan berkelanjutan dan memiliki praktik yang baik.


"Saham perusahaan yang termasuk di semua indeks utama seperti LQ45, Kompas 100, Investor 33, IDX SMC Liquid, serta Indeks-Indeks terkait praktik berkelanjutan, yakni ESG Leader Index, Sri Kehati Index, dan ESG LQ45 Index, akan semakin likuid dan diperdagangkan di bursa," jelas Haryanto.


PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) menargetkan pertumbuhan pendapatan dan laba dua digit tahun ini. Optimalisasi KEK JIIPE dan faktor makro ekonomi menjadi faktor pendorong pertumbuhan tersebut. Manajemen mengungkapkan, tahun 2021 merupakan tahun yang cemerlang bagi AKR. Pasalnya, perusahaan masih bisa mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba dua digit, di tengah disrupsi pasokan dan peningkatan harga komoditas.


"Melihat kinerja perdagangan dan distribusi pada kuartal IV-2021 yang sangat mengesankan, kami yakin AKRA akan terus memberikan kinerja yang positif," tulis manajemen dalam keterangan resmi, Rabu (12/1).


Tahun 2021 juga menjadi tahun yang gemilang bagi AKR, dengan terpilihnya AKR sebagai ESG Star Listed Company . Masuknya AKRA di berbagai indeks saham ESG ternama, seperti Indeks ESG Leader , Sri Kehati, dan ESG LQ45 akan semakin mendorong komitmen perusahaan dalam praktik berkelanjutan. Tahun ini, perseroan optimis menghadapi tantangan di tengah pertumbuhan ekonomi dan peningkatan mobilitas. Perusahaan mempercayai pertumbuhan investasi Indonesia pada 2022 dan perkembangan signifikan JIIPE akan meningkatkan minat investor di KEK JIIPE Gresik sebagai salah satu tujuan investasi berkelas dunia.


"Kami melihat outlook positif di perdagangan dan distribusi, KEK JIIPE Gresik, dan pertumbuhan jumlah outlet BP AKR akan mendorong kinerja AKRA di 2022 hingga dua digit. Kami yakin dapat menjaga aliran kas dan neraca keuangan AKRA tetap kuat pada 2022," ungkap manajemen.


Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan kuat yang berkelanjutan dengan harapan kebangkitan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sebagai negara yang berada di posisi yang lebih baik setelah berhasil mengelola pandemi. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia pada tahun 2022 pada kisaran 4,7-5,5%, naik dari 3,2-4% pada 2021, didorong oleh perbaikan ekonomi global yang berkelanjutan, kinerja ekspor yang solid, ditambah dengan permintaan domestik yang tumbuh dari sisi konsumsi maupun investasi.


Berdasarkan penilaian terhadap permintaan bahan baku dan energi esensial serta peningkatan iklim investasi, AKRA menargetkan pertumbuhan pendapatan di kisaran 20-25%. Sementara pertumbuhan laba bruto sebesar 12-15% dan pertumbuhan earning per share di kisaran 15-18%.


Untuk mengawali tahun ini, Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) menugaskan anak usaha PT Pertamina (Persero), PT Pertamina Patra Niaga, dan PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) untuk menyalurkan Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar 15,1 juta Kiloliter (KL) pada 2022. Penugasan penyaluran jenis BBM tertentu (JBM) tertentu itu tertuang dalam Keputusan Kepala BPH Migas Nomor 102/P3JBT/BPHMIGAS/KOM/2021 dan Nomor 103/P3JBT/BPHMIGAS/KOM/2021 tertanggal 27 Desember 2021.


Penetapan kuota ini didasarkan kepada tiga variabel dasar perhitungan, antara lain, usulan Kebutuhan JBT Minyak Solar tahun 2022 dari Pemda, data realisasi penyaluran JBT Minyak Solar PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Tahun 2021 dan rumusan formula yang sesuai dengan kesepakatan rapat bersama stakeholder. Selain Solar, keduanya juga mendapatkan tugas untuk menyalurkan minyak tanah (kerosene) 480 ribu KL.