EmitenNews.com -  Aksi korporasi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue  emiten BUMN PT Waskita Karya Tbk (WSKT) hanya mampu menyerap Rp 9,44 triliun, dari target penyerapan paling banyak senilai Rp 11,93 triliun. Dengan demikian, aksi korporasi ini hanya terserap 78,95% dari target semula.


Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan aksi korporasi ini dilakukan di tengah kondisi pasar yang bearish. Dia mengapresiasi upaya pemegang saham yang telah berpartisipasi pada rights issue tersebut.


"Ke depannya Perseroan akan fokus menjalankan bisnis operasional dengan berbekal kemampuan likuiditas yang jauh lebih baik sehingga mampu memperbaiki kinerja keuangan yang berkelanjutan," kata Destiawan dalam siaran persnya, Senin (17/1/2022).


Pemerintah melaksanakan haknya dalam rights issue ini dengan menyerap saham baru senilai Rp 7,9 triliun melalui kucuran dana Penyertaan Modal Negara (PMN). Sedangkan publik hanya mampu menyerap senilai Rp 1,54 triliun.


Usai aksi korporasi ini, maka porsi kepemilikan saham Waskita menjadi pemerintah sebesar 75,35% dan publik sebesar 24,65%.


Lebih lanjut, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Karya Taufik Hendra Kusuma mengatakan usai rights issue perusahaan akan menerbitkan obligasi dan sukuk senilai Rp 3,83 triliun.


"Akan digunakan untuk refinancing obligasi-obligasi yang jatuh tempo di tahun ini serta modal kerja proyek konstruksi Perseroan," kata dia.


Untuk diketahui, sebelumnya perusahaan berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 9.295.430.298 saham baru dengan target proceed Rp 11,93 triliun.


Dana hasil penawaran saham baru ini akan digunakan oleh perusahaan untuk modal kerja konstruksi proyek jalan tol melalui anak usaha PT Waskita Toll Road (WTR). Sisanya akan digunakan untuk modal kerja proyek lainnya.


Untuk konstruksi proyek ke WTR, dana yang digunakan adalah dana dari PMN. Perinciannya senilai Rp 1,4 triliun untuk setoran modal minimal dan Rp 6,5 triliun dalam bentuk shareholder loan.


Proyek yang akan dibiayai dari dana ini adalah tol Kayuagung-Palembang-Betung tahap II senilai Rp 3,03 triliun, tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu senilai Rp 1,13 triliun dan tol Cimanggis-Cibitung senilai Rp 620 miliar.


Lalu ada tol Ciawi-Sukabumi senilai Rp 640 miliar, tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar senilai Rp 1,06 triliun, tol Pasuruan-Probolinggo senilai Rp 1,22 triliun, dan tol Pejagan-Pemalang senilai Rp 200 miliar.