Tarif Deal! IHSG Tancap Gas

Suasana main Hall Bursa Efek Indonesia. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Indeks bursa Wall Street ditutup bervariasi mayoritas melemah. Itu dipicu kekhawatiran inevestor terhadap inflasi, dan variasi kinerja keuangan emiten perbankan kuartal II-2025. Pada Juni lalu, inflasi Amerika Serikat (AS) naik 0,3 persen momn, dan 2,7 persen yoy.
Hasil tersebut sejalan ekspektasi namun lebih tinggi dari bulan sebelumnya hanya naik 0,1 persen mom, dan 2,4 persen yoy. Sementara itu, inflasi inti mengeluarkan komponen harga energi, dan makanan naik 0,2 persen mom, dan 2,9 persen yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnnya 0,1 persen mom, dan 2,8 persen yoy.
Namun, secara bulanan (mom) sesuai ekspektasi dan secara tahunan (yoy) lebih baik dari perkiraan. Angka inflasi lebih tinggi tersebut disinyalir merupakan dampak dari kebijkan tarif impor yang dicanangkan pemerintahan Donald Trump.
Pelemahan mayoritas indeks Wall Street diprediksi menjadi sentimen negatif pasar. Sementara itu, penyesuaian tarif impor AS untuk barang asal Indonesia menjadi 19 persen dari sebelumnya 32 persen berpeluang menjadi sentimen positif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG).
Di sisi lain, investor juga menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) mengenai suku bunga acuan. Berdasar konsensus Bloomberg, BI akan mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50 persen. So, indeks diprediksi bergerak bervariasi cenderung menguat dengan kisaran support 7.095-7.050, dan resistance 7.185-7.230.
Berdasar data itu, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia merekomendasikan investor untuk mengoleksi sejumlah berikut. Yaitu, Merdeka Copper Gold (MDKA), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Syariah Indonesia (BRIS), Astra International (ASII), Erajaya (ERAA), dan Bumi Serpong Damai (BSDE). (*)
Related News

IHSG Melesat 0,72 Persen, Saham Teknologi Jadi Bintang Hari Ini

Bantuan Pangan Beras Mulai Disalurkan ke 18,27 Juta Keluarga

ACWA Power, Danantara dan Pertamina Garap 3 Proyek Senilai USD10M

IHSG Naik 0,53 Persen di Sesi I, Cek Saham Pendorongnya

Hingga Juni KUR Sudah Terkucur Rp133 Triliun ke 2 Juta UMKM

Tunggu BI Rate, IHSG Susuri Level 7.200