Terancam Delisting, Emiten Gocap (SKYB) Ungkap Aksi Baru
Stand booth milik SKYB. Foto: Istimewa.
EmitenNews.com - PT Northcliff Citranusa Indonesia Tbk. (SKYB) mengumumkan perombakan besar-besaran jajaran pengurus di tengah ancaman penghapusan pencatatan saham (delisting) dari Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sebagai catatan, saham SKYB saat ini masih disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) dan tercatat harganya terkunci di posisi Rp51 serta nonaktif diperdagangkan sejak 10 Februari 2020, atau sekitar lima tahun lalu.
Emiten dalam pemantauan khusus BEI ini juga menyandang notasi khusus bertanda “L”, “Y”, dan “X”. Notasi khusus “L” menandakan bahwa Perseroan SKYB yang belum menyampaikan laporan keuangan. Lalu, notasi “Y” yang menandakan bahwa perusahaan tercatat belum menyelenggarakan rapat umum pemegang saham taruna atau RUPST sampai dengan 6 bulan setelah tahun buku berakhir. Sedangkan, “X” menandakan bahwa saham SKYB bersifat dalm pemantauan khusus atau Full-Call Auction (FCA).
Berdasarkan keterbukaan informasi BEI yang dikutip Selasa (23/12), perubahan tersebut diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Selasa, 7 Mei 2025. Rapat dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili 56,96 persen dari total saham perseroan.
Dalam RUPSLB tersebut, pemegang saham menyetujui pengunduran diri seluruh jajaran komisaris dan direksi lama, sekaligus mengangkat susunan pengurus baru.
Dari jajaran komisaris, yang mengundurkan diri adalah Komisaris Utama Erry Sulistio, Komisaris Budi Purwanto, dan Komisaris Independen Ratih Dwikentjonowatie Item. Sementara dari jajaran direksi, pengunduran diri dilakukan oleh Direktur Utama Wahyu Mulyana, serta Direktur Irwando Saragih dan Sigit Kamseno.
Adapun RUPSLB menyetujui pengangkatan Steven Izaac Risakotta sebagai Komisaris Utama dan Arief Mulyadi sebagai Direktur Utama yang baru. Manajemen berharap perubahan struktur pengurus ini dapat memperkuat langkah strategis perseroan ke depan.
Mengutip keterbukaan informasi BEI, pada 2023 lalu perseroan sempat menyampaikan rencana pengembangan bisnis baru di sektor energi, khususnya pertambangan bijih besi (iron ore) dan batu bara. Namun demikian, dalam keterbukaan informasi Agustus 2025, perseroan menyatakan bahwa bisnis yang masih berjalan saat ini hanyalah bisnis perhotelan melalui PT Taman Suci Abadi.
Sementara itu, bisnis lain perseroan seperti perdagangan voucher dan handphone melalui PT Sinergitama Komindo, serta bisnis pengelolaan gedung melalui PT Griya Boga Selaras, telah dinyatakan tidak lagi beroperasi. (*)
Related News
Empat Saham Lepas FCA, Satu Langsung ARB
Lakoni Suspensi Berjilid, Dua Saham Ini Bakal Sandang FCA!
Kolaborasi OJK-KSEI Perkuat Pendaftaran Produk Reksadana
Dua Saham Naik Ribuan Persen Lepas FCA, Satu Kembali ARA
Tiga Saham Lepas Suspensi! Dua Lanjut Menguat, Satu Ambruk
BEI Sorot Tiga Saham, Satu Terbang Dua Anteng





