Terseret Wall Street, Badai Koreksi Sapu IHSG

Seseorang berjalan melintas dengan latar layar menampilkan pergerakan IHSG. FOTO - ISTIMEWA
EmitenNews.com - Mengawali perdagangan pekan ini, indeks bursa Wall Street ditutup melemah. Itu seiring lonjakan harga minyak mentah dikhawatirkan memicu inflasi. Peningkatan imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun seiring peluang The Fed kembali memangkas suku bunga acuan 50 bps makin tipis.
Nah, untuk kali pertama sejak Agustus 2024 lalu, imbal hasil obligasi pemerintah bertenor 10 tahun ditutup di atas 4,02 persen alias surplus 0,04 persen. Berdasar CME FedWatch tool, probabilitas pemangkasan suku bunga acuan 25 persen November mendatang saat ini 91 persen.
Koreksi mayoritas indeks bursa Wall Street, dan aksi jual asing berlanjut akan menjadi sentimen negatif untuk indeks harga saham gabungan (IHSG). Sementara itu, lompatan harga sejumlah komoditas berpeluang menjadi sentimen positif pasar. IHSG diprediksi bergerak bervariasi cenderung melemah dengan kisaran support 7.450-7.395, dan resistance 7.560-7.615.
Bersandar pada data dan fakta tersebut, Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia menyarankan investor untuk menjala sejumlah saham berikut. Yaitu, Bukit Asam (PTBA), Adaro Energy Indonesia (ADRO), Antam Tambang (ANTM), Medco Energi (MEDC), Elnusa (ELSA), dan Harum Energy (HRUM). (*)
Related News

PPATK Blokir 5 Ribu Rekening Terkait Judol Senilai Rp600 Miliar

Ekspor Industri Kerajinan pada 2024 Tembus USD679 Juta

Kejar Target Lifting, Bahlil Minta ENI Percepat Proyek Migasnya

Ikuti Jejak Wall Street, IHSG Kembali Menguat

Orbit Zona Hijau, IHSG Jajal Level 6.800

Laju IHSG Mulai Tersendat, Jala Saham INCO, MIDI, dan ESSA