EmitenNews.com - Industri sawit diakui berkontribusi dalam program ketahanan pangan. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan industri kelapa sawit di Indonesia telah berhasil memberikan kontribusi, tidak saja terhadap ketahanan pangan. Tetapi, juga pada ketahanan energi, penciptaan lapangan kerja produktif dan kesempatan kerja serta penyediaan barang-barang konsumsi.

 

"Industri kelapa sawit juga berkontribusi dalam menurunkan tingkat kemiskinan di kalangan petani perdesaan termasuk petani kecil," kata Menko Perekonomian Airlangga Hartato dalam sambutannya pada Indonesia Palm Oil Conference and 2024 Price Outlook (IPOC) ke-19 di Bali, Kamis (2/11/2023).

 

Krisis pangan karena terdampak iklim ekstrim dan perlambatan ekonomi yang sedang berlangsung saat ini juga menimbulkan dampak signifikan terhadap industri kelapa sawit, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari ekonomi global.

 

Karena itu, strategi dalam menanggapi krisis pangan karena iklim ekstrim dan perlambatan ekonomi yang berdampak pada industri sawit perlu untuk dibahas dan dikembangkan dalam IPOC.

 

Kontribusi industri kelapa sawit terhadap pembangunan sosial-ekonomi nasional juga selaras dengan target Indonesia dalam bidang lingkungan tahun 2030. Indonesia telah berkomitmen mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK) melalui Perjanjian Paris.

 

Data yang ada menunjukkan, Forestry and Other Land Use (FOLU) dan energi merupakan penyumbang kontributor terbesar emisi GRK di Indonesia, dengan sektor FOLU berkontribusi 55 persen dan sektor energi 33 persen dari total kontribusi. 

 

"Kita perlu memperkuat kemitraan dan kolaborasi untuk mencapai target pengurangan emisi global pada tahun 2030," kata Menko Airlangga Hartarto. ***