EmitenNews.com - Dalam rangka memperkuat kerjasama dengan organisasi komoditas lada dan kelapa internasional Kementerian Perdagangan menjalin kemitraan dengan International Coconut Community (ICC) dan International Pepper Community (IPC). Upaya ini dilakukan guna mempererat koordinasi sinergis antarpemangku kepentingan (stakeholder) baik di tingkal lokal maupun global.


Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat kunjungan kerja ke Sekretariat ICC dan IPC di Gedung Bappebti, Jakarta, Rabu (12/4). Mendag menilai keberadaan kantor Sekretariat ICC dan IPC di Indonesia memiliki berbagai keuntungan. Antara lain mempermudah komunikasi dengan para pemangku kepentingan; akses informasi ke pasar global; jejaring antarpemangku kepentingan; program peningkatan kapasitas untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM); serta peningkatan kesejahteraan petani.


"Penting bagi kita untuk melihat peran besar Indonesia dalam organisasi internasional kelapa dan lada ini sebagai peluang kerja sama yang harus dimanfaatkan,” ujarnya.


Menurut Mendag bergabungnya Indonesia sebagai anggota organisasi komoditas internasional merupakan salah satu strategi kebijakan perdagangan. Langkah ini akan mendukung akses pasar yang lebih baik dan melindungi ekspor komoditas pertanian Indonesia.


Dalam kunjungannya ke Sekretariat ICC dan IPC, Mendag Zulkifli Hasan berdialog dengan Direktur Eksekutif ICC Jelfina C. Alouw dan Direktur Eksekutif IPC Firna Azzura Ekaputri


Kepada ICC, Mendag meminta untuk terus aktif meningkatkan potensi produk kelapa nasional. Sementara itu, kepada IPC, Mendag menyatakan dukungan dalam memperluas keanggotaan, khususnya terhadap Brasil dan Kamboja, untuk meningkatkan posisi tawar organisasi.


Selain kunjungan ke Sekretariat ICC dan IPC, Mendag Zulkifli Hasan juga beraudensi dengan perhimpunan petani kelapa dan petani lada yang berasal dari Tanggamus dan Sukadana, Lampung Timur. Turut bergabung para pelaku usaha dan beragam asosiasi perusahaan pengolahan kelapa dan lada Indonesia.


Zulhas menambahkan sebagai produsen kelapa dan lada terbesar kedua di dunia pada 2022, Indonesia mengekspor kelapa dan produk turunannya senilai USD 1,76 miliar dengan volume sebesar 2,06 juta ton. Sementara itu, untuk lada, total nilai ekspor mencapai USD 148 juta dengan volume 29,6 juta kilogram.


“Harga remuneratif dan akses pasar menjadi prioritas yang akan terus kami perjuangkan dalam perundingan di organisasi komoditas internasional agar pemangku kepentingan, khususnya petani, dapat meraup keuntungan nyata dengan penghidupan yang lebih baik,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.


Mendag Zulkifli Hasan juga mengungkapkan, hilirisasi dan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah juga harus menjadi fokus di Indonesia. “Secara khusus, perlu pengembangan produk yang terintegrasi dari hulu ke hilir dan promosi produk berbasis digital. Tujuannya, agar produk-produk kelapa dan lada Indonesia semakin dikenal luas dan kompetitif.(*)