EmitenNews.com - Tragedi Berdarah Liga 1 2022/2023 menerbitkan keprihatinan mendalam. Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengucapkan belasungkawa atas insiden tragis yang menewaskan sebanyak 174 jiwa, buntut dari kekalahan Arema FC, atas Persebaya Surabaya, 2-3, dalam pertandingan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam itu. Presiden Joko Widodo sudah memerintahkan pengusutan atas tragedi memilukan itu.


Dalam situs resminya, Minggu (2/10/2022), Presiden FIFA, Gianni Infantino mengaku sangat terkejut dengan kejadian setelah pertandingan Arema FC vs Persebaya itu. “Dunia sepak bola dalam keadaan terpukul atas insiden tragis yang terjadi di Indonesia setelah laga Arema FC vs Persebaya Surabaya itu.”


Gianni Infantino menyampaikan ucapan belasungkawa atas peristiwa tragis di Stadion Kanjuruhan tersebut. Menurut dia, hal itu adalah hari kelam bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia sepak bola, sebuah tragedi di luar akal sehat.


“Saya menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga, rekan-rekan korban yang kehilangan nyawa setelah kejadian tragis ini,” katanya.


Gianni Infantino turut mendoakan untuk para korban meninggal dunia dalam insiden tragis kerusuhan Kanjuruhan itu. Bersama FIFA dan komunitas sepak bola global, kata dia, semua pikiran dan doa ditujukan kepada para korban, dan mereka yang terluka dalam insiden tersebut. “Bersama dengan rakyat Indonesia, Konfederasi Sepak Bola Asia, Federasi Sepak Bola Indonesia, Liga Sepak Bola Indonesia, pada saat yang sulit ini.”


Seperti diketahui laga yang mempertemukan Arema FC vs Persebaya Surabaya itu, masuk dalam rangkaian pekan ke-11 Liga 1 2022-2023. Dalam pertandingan derby Jatim tersebut, Arema FC takluk atas saudara tuanya, Persebaya, 2-3. Kemenangan Bajul Ijo ini, menjadi kali pertama Arema FC menelan kekalahan dari Persebaya Surabaya di markas sendiri setelah 23 tahun.


Kekalahan di depan publik sendiri, tanpa kehadiran suporter Persebaya ini, memicu amarah Aremania, suporter Arema FC. Para suporter fanatik itu, langsung turun ke lapangan permainan setelah mendapati tim kesayangannya menorehkan hasil minor. Mereka berusaha mendekati para pemain, dan official Arema FC.


Mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, aparat keamanan mencoba menghalau, seraya menembakkan gas air mata. Kepada pers, Minggu pagi, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menjelaskan, penonton masuk ke lapangan, dan berusaha menyerang para pemain, dan official Arema FC.


Melihat situasi, dan kondisi kurang kondusif itu, menurut Kapolda, petugas keamanan menembakkan gas air mata. Sayangnya, gas air mata juga mengenai para penonton di tribun. Alhasil hal itu menimbulkan kepanikan, sampai membuat situasi menjadi tak terkendali dan berujung tragedi. Khawatir terkena semburan gas air mata lebih lama, suporter mulai berdesak-desakkan, berusaha meninggalkan stadion. Akibatnya, korban jiwa berjatuhan.


Banyak pihak menyesalkan penggunaan gas air mata, meski dengan dalih untuk mencegah suporter bertindak anarkistis. Cara itu dilarang dalam regulasi FIFA terkait pengamanan dan keamanan stadion atau FIFA Stadium Safety and Security Regulations, tepatnya pada pasal 19 poin b.


Irjen Nico Afinta menjelaskan, penonton masuk ke lapangan, dan berusaha menyerang para pemain, dan official Arema FC. Karena khawatir tindakan suporter makin tidak terkendali, petugas melepaskan gas air mata. Aparat keamanan melihat sudah terjadi tindakan anarkistis.


Memang, tidak hanya merangsek masuk ke lapangan, sebagian suporter juga mulai melakukan pembakaran, termasuk mobil polisi. Karena itu, tidak ada pilihan lain, selain menghalau kerumunan penonton dengan gas air mata itu. Ndilala, situasi itu malah menimbulkan kekacauan, sampai korban jiwa berjatuhan. Seperti laporan terakhir dari Wakil Gubernur Jawa Timur Emir Dardak, sudah 174 jiwa. ***