EmitenNews.com -PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) menyatakan akan terus melihat market internasional terkait dengan ekspor nikel sulfat (NiSO4). Manajemen tidak menutup kemungkinan untuk memperluas pasar ekspornya tidak hanya ke China melainkan ke Jepang atau Eropa sepanjang ada permintaan dari negara tersebut.

 

Direktur Utama NCKL, Roy A. Arfandy menyatakan di pertengahan Juni 2023, perseroan secara perdana mengekspor 5.584 ton nikel sulfat ke China hasil pemurnian di Pulau Obi, Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara yang akan digunakan dalam produksi baterai lithium dengan kandungan nikel tinggi. Ke depan dengan melihat kondisi market internasional, NCKL akan terus melakukan penyesuaian.

 

"Kami akan lihat kalau ternyata market nikel sulfat lebih bagus daripada MHP (mixed hydroxide precipitate) kami akan berusaha konversi MHP lebih banyak menjadi nikel sulfat, tapi kalau ternyata market MHP lebih bagus dari nikel sulfat kami akan konversi lebih sedikit," ujar Roy saat menjawab pertanyaan dari awak media di Jakarta, Rabu (28/6).

 

Ditegaskan fleksibilitas dalam memproduksi nikel sulfat oleh perseroan ini justru diklaim menjadi salah satu kelebihan yang dimiliki NCKL. Sebab dengan kemampuan menyesuaikan permintaan pasar dan kecenderungan pasar internasional terhadap produk nikel sulfat atau kobalt sulfat (CoSO4), memberikan peluang besar bagi perusahaan untuk memenuhi ceruk pasar tersebut.

 

"Itu salah satu kelebihan kami karena kita bisa fleksibel melihat market, kita bisa menyesuaikan produk apa yang akan dilepas ke market tergantung dari kondisi market" sambungnya.

 

Roy menambahkan alasan mengapa mayoritas produk nikel sulfat lebih banyak dikirim ke China lantaran di sana permintaan tinggi dan merupakan negara yang memiliki pabrik untuk pembuatan baterai kendaraan listrik. Menurutnya jika ada peluang baru dari negara lain yang ingin mendapatkan pasokan nikel sulfat, manajemen menyatakan kesiapannya. Untuk di pasar dalam negeri, hingga saat ini diakui belum ada permintaan sama sekali lantaran belum adanya pabrik baterai kendaraan listrik yang beroperasi.

 

"Kami membuka untuk pasar lain sepanjang ada produsen bahan baterai motor/ mobil listrik seperti ke Korea atau Jepang. Kita akan buka kesempatan ekspor ke sana selama ada permintaan," pungkas Roy.