EmitenNews.com—Emiten perbankan swasta PT Bank BTPN Syariah Tbk (BTPS) sepanjang 9 bulan pertama pada Tahun 2022 membukukan pendapatan dari jual beli margin murabahah senilai Rp3,72 triliun meningkat 15,28 persen dari periode yang sama pada tahun 2021 yang tercatat Rp3,23 triliun.


Pendapatan usaha utama lainnya tercatat Rp227,04 miliar mengalami peningkatan 15,38 persen dari sebelumnya Rp196,77 miliar.Sehingga pendapatan dara gabungan kedua pos di atas meningkat 15,33 persen menjadi Rp3,95 triliun dari periode September 2021 yang tercatat Rp3,42 triliun. 


Dengan capaian itu perseroan membukukan hak bagi hasil milik bank senilai Rp3,708 triliun melonjak dari hak bagi hasil milik bank pada periode sama tahun sebelumnya senilai Rp3,120 triliun.


Pada Kuartal 3 Tahun 2022 ini BTPN Syariah membukukan pendapatan operasional lainnya senilai Rp47,5 miliar naik dari sebelumnya Rp15,85 miliar. Adapun beban beban yang ditanggung oleh Bank BTPN Syariah selama 9 bulan adalah beban Bekerja senilai Rp906,601 miliar, beban umum dan administrasi tercatat Rp459,28 miliar, pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai aset produktif dan nonproduktif tercatat Rp634,501 miliar dan ada beban operasional lainnya senilai Rp54,20 miliar. Sehingga total beban yang ditanggung oleh perseroan Rp2,05 triliun naik 18,96 persen dari Rp1,72 triliun.


Dengan Catatan beban beban tersebut maka pendapatan operasional bersih Bank BTPN Syariah(BTPS) per 9 bulan awal 2022 adalah Rp1,70 triliun. Posisi ini secara year-on-year mengalami pertumbuhan 20,74 persen dari Rp1,40 triliun di periode sama tahun 2021. 


Bank BTPN Syariah juga membukukan beban pajak penghasilan senilai Rp373,71 miliar naik 20,96 persen dari sebelumnya Rp308,94 miliar. capaian Positif itu membawa laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dicatatkan oleh Bank BTPN Syariah per 30 September 2022 jadi Rp1,327 triliun naik 21,10 persen dari Rp1,096 triliun pada periode 30 September 2021.


Dampak kinerja positif ini langsung mendongkrak  laba per saham dasar perseroan yang melonjak jadi 172 per saham dasar dari sebelumnya hanya 142 per saham dasar.


Jumlah liabilitas yang dibukukan oleh perseroan saat ini sebesar Rp2,90 triliun naik dari sebelumnya secara year to date dari Rp2,54 triliun. Adapun jumlah dana syirkah temporer yang dicatatkan oleh BTPN Syariah melonjak cukup signifikan menjadi Rp9,72 triliun dari sebelumnya hanya Rp8,90 triliun.


Jumlah ekuitas perseroan tercatat mampu terkumpul Rp7,905 triliun naik cukup positif dari sebelumnya hanya Rp7,094 triliun. Sehingga jumlah aset perseroan per 30 September 2022 terkumpul Rp20,57 triliun naik dari periode 31 Desember 2021 yang hanya terkumpul Rp18,54 triliun.


Namun posisi keuangan emiten perbankan yang harus diperhatikan oleh para pelaku Investasi adalah arus kas bersih diperoleh dari aktivitas operasi Bank BTPN Syariah selama 9 bulan pertama 2022 menyusut menjadi Rp1,602 triliun dari periode yang sama pada tahun 2021 yang terkumpul Rp2,946 triliun. 


Adapun Bank BTPN Syariah telah merealisasikan pembiayaan mencapai Rp11,305 triliun atau tumbuh 11% secara year on year dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yaitu Rp10,21 triliun pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat tercermin dari non Performing financing (NPF) dibawah ketentuan regulator. BTPN Syariah juga tercatat memiliki rasio kecukupan modal atau Capital adequacy ratio (CAR) yang kuat di level 50,4% jauh di atas ketentuan rata-rata industri bank syariah. Adapun dana pihak ketiga atau DPK dijaga di level yang efisien pada Rp11,87 triliun.