EmitenNews.com - Unilever Indonesia (UNVR) per 31 Maret 2024 meraup laba bersih Rp1,44 triliun. Naik tipis 2,85 persen dari periode sama tahun sebelumnya senilai Rp1,40 triliun. Oleh karena itu, laba per saham dasar hanya beringsut irit menjadi Rp38 dari edisi sama tahun sebelumnya Rp37. 

Penjualan bersih Rp10,07 triliun, susut 5 persen dari edisi sama tahun lalu Rp10,60 triliun. Harga pokok penjualan Rp5,04 triliun, menciut dari periode sama tahun lalu Rp5,37 triliun. Laba kotor terakumulasi senilai Rp5,03 triliun, merosot 3,63 persen dari episode sama tahun sebelumnya Rp5,22 triliun. 

Beban pemasaran dan penjualan Rp2,37 triliun, bengkak dari Rp2,34 triliun. Beban umum dan administrasi Rp773,82 miliar, mengalami penciutan dari edisi sama tahun lalu Rp1,02 triliun. Beban lain-lain Rp823 juta, bengkak dari Rp231 juta. Laba usaha Rp1,88 triliun, naik tipis dari Rp1,85 triliun. 

Penghasilan keuangan Rp2,28 miliar, melejit dari periode sama tahun lalu Rp1,63 miliar. Biaya keuangan Rp24,71 miliar, berkurang dari Rp41,71 miliar. Laba sebelum pajak penghasilan Rp1,85 triliun, melesat dari posisi sama tahun lalu Rp1,81 triliun. Beban pajak penghasilan Rp410,69 miliar, berkurang dari edisi sama tahun lalu Rp412,15 miliar. 

Perseroan terpaksa menguras kas untuk aktivitas operasi Rp184,46 miliar. Itu karena, penerimaan dari pelanggan Rp9,206 triliun, dan saat bersamaan, membayar kepada pemasok Rp7,886 triliun. Selain itu, pembayaran untuk beban jasa dan royalti tercatat Rp659,33 miliar. Ditambah, pembayaran remunerasi direksi dan karyawan Rp513,4 miliar, dan pembayaran pajak penghasilan Rp275,1 miliar.

Jumlah ekuitas terakumulasi Rp4,84 triliun, menanjak dari akhir 2023 senilai Rp3,38 triliun. Total liabilitas terkumpul Rp13,49 triliun, bengkak dari akhir tahun lalu sebesar Rp13,28 triliun. Total aset tercatat sebesar Rp18,34 triliun, melejit signifikan dari akhir tahun lalu senilai Rp16,66 triliun. (*)