Walau beban pokok penjualan membengkak 15,5 persen menjadi Rp6,251 triliun dari Rp5,41 triliun, tapi laba kotor tetap tumbuh 23,46 persen menjadi Rp1,752 triliun dari sebelumnya Rp1,41 triliun.

 

Sayangnya, beban penjualan membengkak 102,7 persen menjadi Rp438,73 miliar dari sebelumnya Rp216,27 miliar. Terlebih, beban pajak penghasilan naik 28,2 persen menjadi Rp127,27 miliar dari Rp99,30 miliar.

 

Akibatnya, laba bersih hanya tumbuh 0,18 persen menjadi Rp382,28 miliar atau tipis dari periode sama tahun sebelumnya Rp381,58 miliar.

 

Sementara itu, utang bank jangka pendek bertambah 114,29 persen dibanding akhir tahun 2021 menjadi Rp3,253 triliun jauh jika dibandingkan akhir tahun 20221 yang hanya Rp1,518 triliun. 

 

Sehingga aset perseroan tumbuh 6,6 persen menjadi Rp22,488 triliun naik dari periode 31 Desember 2021 yang tercatat Rp21,08 triliun.

 

Ekuitas TBLA juga tercatat naik jadi Rp6,87 triliun dari sebelumnya Rp6,49 triliun dan total liabilitas tercatat Rp15,61 triliun naik dari Rp14,59 triliun.