EmitenNews.com - Bakrie & Brothers (BNBR) sepanjang 2022 mengalami defisit Rp19,8 triliun. Menyusut 1,34 persen daripada periode sama 2021 sejumlah Rp20,03 triliun. Itu tersebab rugi penurunan nilai investasi, rugi neto entitas asosiasi dan pengendalian bersama, serta perubahan nilai wajar derivatif. 


Selain itu, total liabilitas jangka pendek telah melebihi total aset lancar sejumlah Rp1 triliun. Kondisi itu, mengindikasikan adanya suatu ketidakpastian material yang dapat menyebabkan keraguan signifikan atas kemampuan grup untuk mempertahankan kelangsungan usaha. 


Investasi jangka pendek grup diukur dengan nilai wajar melalui laba rugi Rp12,1 triliun mewakili 69 persen dari total aset, dan liabilitas derivatif grup sejumlah Rp11,5 triliun mewakili 72 persen dari total liabilitas. Total aset Rp17,46 triliun, mengajak 14 persen dari periode sama 2021 senilai Rp15,21 triliun. Total liabilitas Rp15,93 triliun, membengkak 14 persen dari periode sama 2021 sebesar Rp13,92 triliun.


Pendapatan Rp3,62 triliun, meroket 33 persen dari episode sama 2021 sejumlah Rp2,39 triliun. Beban pokok pendapatan Rp2,91 triliun, melesat 47 persen dari periode sama 2021 sebesar Rp1,97 triliun. Laba kotor Rp716,17 miliar, surplus 69 persen dari posisi sama 2021 sebesar Rp421,59 miliar. 


Beban karyawan Rp215 miliar dari Rp200 miliar, beban umum dan administrasi Rp162 miliar dari Rp123 miliar, beban penjualan Rp105 miliar bengkak dari Rp77 miliar. Total beban usaha Rp484 miliar, melesat dari Rp400 miliar. Laba usaha Rp231,92 miliar, melangit 1.020 persen dari periode sama 2021 sejumlah Rp20,69 miliar. 


Laba sebelum manfaat pajak penghasilan Rp353,72 miliar, melesat dari Rp115,90 miliar. Beban pajak penghasilan Rp47,55 miliar, bengkak dari Rp29,12 miliar. Laba bersih Rp306,16 miliar, meroket 252 persen dari Rp86,78 miliar. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp266,13 miliar, melejit 317 persen dari periode sama 2021 sejumlah Rp63,67 miliar. (*)