EmitenNews.com -Dorong pertumbuhan bisnis di sektor energi baru terbarukan menjadi alasan PT United Tractors Tbk. (UNTR) menambah saham pada perusahaan geothermal PT Supreme Energy Sriwijaya (SES) menjadi sebesar USD51,87 juta atau setara Rp804,01 miliar.

”Berdasarkan amandemen SSA, EPN berencana mengambil bagian saham-saham baru dalam SES sebanyak 984.127 saham baru atau setara dengan 49,6% dari total saham yang dikeluarkan oleh SES kepada EPN," kata Sara K. Loebis,  Corporate Secretary UNTR di Jakarta, belum lama ini.

Asal tahu saja, perusahaan terkendali UNTR, PT Energia Prima Nusantara (EPN) telah menandatangani amandemen terhadap perjanjian pengambilan bagian (SSA) dengan PT Supreme Energy (SE) dan SES terkait perubahan rencana pengambilbagian. Disebutkan, nilai total keseluruhan transaksi adalah sebesar US$51,87 juta atau setara dengan Rp804,01 miliar. 

Menurut Sara, nilai keseluruhan atas rencana perubahan pengambil bagian tersebut dapat berubah pada saat penutupan transaksi dikarenakan adanya penyesuaian atas posisi laporan keuangan saat penutupan transaksi.  Sebelumnya, UNTR berencana mengambil bagian sebanyak 680.000 saham baru yang dikeluarkan SES, atau setara 40,476% dari total saham yang dikeluarkan SES kepada EPN pada Agustus lalu. Total nilai keseluruhan mengambil bagian saham tersebut sebelumnya adalah US$42,3 juta atau setara Rp634,94 miliar. 

Sebagai informasi, SES merupakan salah satu pemegang saham pada PT Supreme Energy Rantau Dedap (SERD). SERD adalah perusahaan pemegang Izin Panas Bumi dengan kapasitas 2 x 49 MW yang telah beroperasi berlokasi di Kabupaten Lahat, Kota Pagar Alam dan Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan.  Sebelum penerbitan saham baru ini, SES dimiliki oleh Supreme Energy. 

Selain SES, SE juga memiliki investasi di dua proyek panas bumi lain, masing-masing di Muara Laboh dan Rajabasa. “Investasi di PT Supreme Energy Sriwijaya sejalan dengan strategi pengembangan usaha perusahaan dan komitmen untuk terus mengembangkan green energy business sebagai bagian dari Aspirasi Keberlanjutan Grup UT di 2030,” ujar Presiden Direktur UNTR, Frans Kesuma.  

Lebih lanjut, SERD sendiri berpeluang untuk menaikkan kapasitas nya menuju 2 x 110  MW di masa depan, sesuai dengan perjanjian Power Purchase Agreement (PPA) mereka dengan PLN. Di kuartal tiga 2023, UNTR mencetak pendapatan bersih sebesar Rp97,59 triliun. Pendapatan bersih ini meningkat 6,63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp91,53 triliun.  

Masing-masing unit usaha yaitu mesin konstruksi, kontraktor penambangan, pertambangan batu bara, pertambangan emas, industri konstruksi, dan energi secara berturut-turut memberikan kontribusi sebesar 29%, 40%, 25%, 4%, 2%, dan kurang dari 1% terhadap total pendapatan bersih konsolidasian. Sementara itu, laba bruto UNTR meningkat sebesar 2% dari Rp25,3 triliun menjadi Rp25,7 triliun. 

Sementara itu, laba yang diatribusikan ke pemilik entitas induk atau laba bersih UNTR turun sebesar 3% menjadi Rp15,3 triliun, dari Rp15,9 triliun akibat kenaikan biaya keuangan dan kerugian nilai tukar mata uang asing.