USD20M Investasi Danantara Antara Lain Dialokasikan ke Petrokimia
Menteri Perindustrian, gelombang pertama investasi Danantara sebesar USD20 miliar akan dialokasikan ke sejumlah proyek industrialisasi, salah satunya petrokimia
EmitenNews.com - Untuk melesatkan pertumbuhan sektor manufaktur, Kementerian Perindustrian mendukung pembentukan Danantara, yang diharapkan salah satunya digunakan untuk program hilirisasi.
“Seperti yang disampaikan oleh Bapak Menteri Perindustrian, gelombang pertama investasi Danantara sebesar USD20 miliar akan dialokasikan ke sejumlah proyek industrialisasi, salah satunya petrokimia,” Febri menjelaskan.
Pemerintah telah menyiapkan beberapa proyek industrialisasi, yang merupakan salah satu prioritas Presiden Prabowo Subianto. Febri menambahkan, Kemenperin mengharapkan investasi Danantara bisa dialokasikan untuk melengkapi pohon industri yang saat ini belum terisi seluruhnya.
Ekonom Indef, Esther Sri Astuti, Ph.D mempertanyakan apa justifikasi dari 7 BUMN yang bergabung di bawah Danantara. Sebab BUMN yang termasuk 10 terbesar justru tidak bergabung di Danantara.
"Contohnya BUMN-BUMN Karya mengapa tidak masuk? Ini menunjukkan tidak jelasnya justifikasi dari BUMN yang bergabung dalam Danantara," katanya dalam diskusi publik "Danantara: Bagaimana dan Untuk Siapa?" pekan lalu.
Kedua, ada perbedaan performa di antara BUMN yang bergabung. PLN, Pertamina, lalu BUMN Perbankan dan Telkom, NID punya core bisnis yang berbeda-beda. Industrinya juga beda.
"Bukan hanya jenis bisnis/industrinya berbeda, tetapi juga karakter bisnisnya berbeda-beda. Apakah itu bukan tantangan tersendiri ketika digabungkan. Itu harus jadi pertimbangan," sambung Esther.
Di sisi lain, peluang berkembang Danantara sangat besar, karena modal yang dikelola juga sangat besar 900 miliar USD atau 14.000 triliun rupiah. Keinginan pemerintah untuk memanage pengelolaan Danantara dengan memisahkan kementerian dengan BUMN superholding, dan Danantara yang berbentuk company.
Meski berdana besar, menurut Esther hal itu tidak menutup kemungkinan adanya potensi fraud yang juga besar. Tapi jika risikonya bisa dimitigasi, maka diyakini perusahaan itu akan lebih lincah mengelola investasi.
"Arah yang benar adalah, Danantara harus bisa lebih mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan negara, menciptakan lapangan pekerjaan via investasi," pungkasnya.(*)
Related News
IHSG Terkoreksi Tipis, Sektor Teknologi dan Konsumer Jadi Penekan
Menperin: Seluruh Kebutuhan Haji/Umroh Bisa Dipenuhi Industri Nasional
SUPA Masuk Top Gainer, IHSG Menguat di 8.715 pada Sesi I (17/12)
Kendalikan Banjir Jabodetabek, Pembangunan Tanggul Ciliwung Dilanjut
Prabowo Targetkan Papua Swasembada Pangan dalam Tiga Tahun
Pemerintah Hentikan Impor Solar Mulai Tahun Depan





