UU Lama tidak Cocok Lagi di Era Digital, Pemerintah Mulai Bahas RUU Perkoperasian

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. dok. Kompas.
EmitenNews.com - EmitenNews.com - Pemerintah mulai membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Perkoperasian dengan dimulainya Panitia Antar Kementerian (PAK). Harapannya segera terbit UU Perkoperasian yang baru, pengganti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. UU lama dinilai sudah tidak cocok dengan kebutuhan koperasi di era digital.
"UU 25 Tahun 1992 dinilai sudah tidak sesuai dengan tantangan zaman dan kebutuhan koperasi di era digital," kata Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim.
Dalam keterangannya Kamis (19/1/2023), Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim menyatakan hal itu menjadi momentum membangkitkan minat masyarakat untuk berkoperasi.
RUU Perkoperasian dibentuk berdasarkan Keputusan Menteri Koperasi dan UKM Nomor 2 Tahun 2023 yang beranggotakan wakil dari lintas kementerian/lembaga. Di antaranya,, seperti Kemenko Perekonomian, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Keuangan, Kemendagri, Kementerian Investasi/BKPM, OJK, Kejaksaan Agung, dan lain-lain.
RUU Perkoperasian diharapkan mulai dibahas Komisi VI DPR RI pada masa sidang triwulan II 2023. Dengan begitu pada 2023 segera terbit UU Perkoperasian yang baru sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
UU No25/1992 diberlakukan kembali setelah UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian dibatalkan dan dinyatakan tidak konstitusional oleh Mahkamah Konstitusi (MK) melalui judicial review. ***
Related News

Jadi Investor Terbesar di Indonesia, Prabowo Puji Habis Singapura

Indonesia-Singapura Tanda Tangani 3 MoU, Total Nilai Rp162,9 Triliun

Tingkatkan Konektivitas, Singapura Buka Penerbangan Baru ke Indonesia

IHSG Turun Tipis di Sesi I, Ini Sektor Pemicunya

Percepatan Penyelesaian IEU-CEPA Tingkatkan Peluang Ekspor ke UE

Penetapan OVNI di Kawasan Industri Beri Kepastian Investor