EmitenNews.com - Emiten konstruksi PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK) membidik pendapatan Rp 1 triliun pada tahun 2022 atau tumbuh 300% dibandingkan dengan proyeksi pendapatan 2021 yakni berkisar Rp 345-350 miliar. Optimisme itu, sejalan dengan rencana ekspansi yang telah disiapkan oleh DGIK.


Direktur Utama Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK) Budi Susilo mengungkapkan, optimisme tersebut didukung oleh rencana ekspansi perseroan untuk kembali masuk ke proyek-proyek infrastruktur yang didominasi oleh proyek pemerintah. Pasalnya, tahun ini perseroan lebih banyak fokus pada perbaikan internal dan juga faktor Pandemi Covid-19 dimana banyak terjadi penundaan proyek infrastruktur tanah air.


"Untuk proyek pemerintah, Nusa Konstruksi Enjiniring tetap mengerjakan proyek-proyek yang diperoleh dari tahun 2019 dan 2020 seperti pembangunan gedung Universitas Mulawarman, Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin, pembangunan jalan dan pekerjaan sejumlah pengaman pantai di Sumatera dan Jawa," jelasnya keterangan resmi, Selasa (28/12).


Pendapatan itu, lanjut Budi, akan ditopang oleh target perolehan kontrak baru sebesar Rp 1,8 triliun. Angka tersebut naik signifikan dibandingkan realisasi kontrak baru pada tahun ini yang hanya sebesar Rp 167 miliar atau naik 978% YoY ( Year on Year ). "Jika ditambah dengan besaran kontrak tahun ini yang Carry Over ke tahun depan berkisar Rp 300 Miliar. Dengan demikian, total order book DGIK pada tahun depan mencapai Rp 2,1 Triliun," ujarnya.


Budi menambahkan, target pertumbuhan yang signifikan tersebut merupakan babak baru bagi perseroan, tidak hanya di dorong oleh perbaikan performa namun juga oleh masuknya PT Global Dinamika Kencana (GDK) menjadi pemegang saham pengendali perseroan.


Pada 24 November 2021, pemegang saham telah menetapkan susunan pengurus baru untuk memperkuat manajemen, langkah ini sebagai bagian akhir dari proses konsolidasi sekaligus langkah dimulainya transformasi bisnis. Transformasi bisnis perseroan kedepannya, diharapkan memberikan dampak signifikan pada perolehan proyek-proyek infrastruktur, gedung dan proyek lainnya.


"Langkah berikutnya adalah peningkatan di bisnis infrastruktur berupa investasi di aset infrastruktur. Hadirnya GDK sebagai pemegang saham pengendali baru menjadi tenaga baru bagi Perseroan untuk bisa melakukan lompatan besar, termasuk melakukan integrasi bisnis (sinergi group) di industri konstruksi" kata Budi.


Hingga saat ini DGIK sedang mengerjakan beberapa proyek, diantaranya yakni Holland Villlage di Jakarta, Ciputra Bisnis Park & Delft Ciputra Apartemen di Makasar, RS Umum Aisyiyah di Ponorogo, Bandara Udara Nabire di Papua, PLTU 1.000 MW Cirebon. Selain itu, perseroan juga baru melakukan penyerahan/Final Hand Over di Desember 2021 kepada Universitas Mulawarman dan Islamic Development Bank, dari proyek tersebut Nusa Konstruksi Enjiniring meraih Certificate of Customer Satisfaction for Excellent Service on Cost, Quality, and Time, serta Certificate of Achievement for Zero Fatal Accident.


Sementara itu, hingga kuartal III-2021, DGIK membukukan pendapatan sebesar Rp 232,8 miliar atau mengalami penurunan sebesar 27,2% dibandingkan priode yang sama tahun lalu. Namun Perseroan mampu membukukan laba bersih sebesar Rp 1,5 miliar naik signifikan dibandingan kerugian bersih Rp 27,2 miliar yang diperoleh periode yang sama tahun lalu.


Masih pada periode yang sama, neraca perusahaan juga semakin solid dengan turunnya lliabilitas yang disertai dengan kenaikan ekuitas, sehingga rasio utang terhadap ekuitas Debt to Equity ratio/DER turun menjadi 0,54x dari posisi di akhir tahun 2020 sebesar 0,71x. Kondisi likuiditas juga meningkat, Cash Ratio ( Ratio Kas & Setara Kas banding Liabilitas Lancar) naik menjadi 0,38x dibandingkan posisi di akhir tahun 2020 sebesar 0,27x.