Itama (IRRA) Lego Saham Hasil Buyback Rp198,80 Miliar, Ternyata untuk Akuisisi Ini
EmitenNews.com - PT Itama Ranoraya (IRRA) menambang untung Rp198,80 miliar. Dana taktis itu didapat melalui penjualan saham hasil buyback 100 juta lembar pada harga pelaksanaan Rp1.988 per saham. Transaksi di luar bursa itu, akan dimulai pada Kamis, 30 September 2021.
”Batas terakhir periode penjualan saham hasil buyback pada 31 Desember 2021 mendatang,” tutur Pratoto Satno Raharjo, Direktur Keuangan Itama Ranoraya, kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (16/9).
Pemborong saham perseroan itu, yaitu PT Global Dinamika Kencana (GDK). GDK Bergerac bidang distribusi dan industri berlokasi di Bandung, Jawa Barat. Transaksi itu, masuk afiliasi karena GDK Holding Company Itama Ranoraya.
Penjualan saham hasil pembelian kembali (saham treasuri) itu, merupakan buyback yang dilakukan dalam kondisi tertentu. Dengan begitu, tidak melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Karena itu, tanggal RUPS persetujuan buyback diisi dengan tanggal surat keterbukaan informasi pembelian kembali saham.
”Tujuan penggunaan dana hasil penjualan kembali saham treasuri tersebut akan digunakan untuk pembayaran uang muka rencana aksi korporasi pengambilalihan saham (akuisisi) pada sister company dari perseroan, yaitu PT Oneject lndonesia,” tambah Pratoto.
Sekadar informasi, perseroan telah menuntaskan buyback pada 10 Juni 2020. Perusahaan melakukan buyback 100 juta lembar pada harga pelaksanaan Rp527 per saham. Dan, perusahaan telah menggelontorkan dana untuk buyback Rp59,91 miliar. Jadi, kalau dikalkulasi, perusahaan menambang cuan dari aksi penjualan saham hasil buyback Rp138,88 miliar. (*)
Related News
Koreksi Minimalis, Laba Mitrabahtera (MBSS) 2023 Sisa USD24 Juta
Tergerus, Pengelola Starbucks (MAPI) 2023 Catat Laba Rp1,89 Triliun
Turun Tipis, Laba Tower Bersama (TBIG) 2023 Sisa Rp1,56 Triliun
Drop 142 Persen, Timah (TINS) 2023 Boncos Rp449,69 Miliar
Susut 19 Persen, Laba Antam (ANTM) 2023 Tersisa Rp3,07 Triliun
Meroket 755 Persen, Emiten Pak Lo (GJTL) 2023 Raup Laba Rp1,18 Triliun