EmitenNews.com—Status PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) sebagai perusahaan paling bernilai, setidaknya dalam kurun satu tahun ini sejak IPO pertama kalinya, nampaknya tidak berjalan dengan mulus. Pergerakan harga saham GOTO selalu menjadi perhatian para investor domestik sejak resmi go public di Bursa Saham, 11 April 2022, dengan perolehan kucuran dana senilai Rp 13,7 triliun.

 

Namun hanya kurang dari 1 tahun bagi GOTO untuk kehilangan gelar dekakorn sebagai start-up yang memiliki valuasi 10 miliar USD atau sekitar Rp 156 triliun (asumsi kurs Rp 15.665/USD). Pergerakan harga saham GOTO terus menurun 6 bulan terakhir terturut-turut. Tekanan yang terjadi pun membesar setelah periode lock-up berakhir. Memberikan kesempatan bagi para pemegang saham pra-IPO untuk menjual sahamnya. Setelah periode lock-up dibuka, tak ayal harga sahamnya pun terus merosot, Auto Reject Bawah (ARB) selama sepekan di bulan Desember 2022.

 

Hingga tanggal 29 Desember 2022, kapitalisasi pasar GOTO ambruk di angka Rp 114,88 triliun, setelah sempat  menyentuh level terendahnya sepanjang masa (all time low) di harga Rp 82 minggu ini. Secara resmi, per 5 Desember 2022, GOTO telah kehilangan status dekakorn. Sejak go public, harga saham GOTO telah turun sedalam 76%, dan jika dihitung dari posisi tertinggi ke terendah, kapitalisasi pasar GOTO telah menyusut hingga 80%. 

 

Secara finansial, GOTO masih merugi besar, yakni Rp 20 triliun berdasarkan laporan keuangan kuartal III 2022. Namun, berbagai upaya tetap dilakukan untuk menggenjot laba. Selain terus meningkatkan pendapatan melalui integrasi ekosistem dan monetisasi, GOTO juga meningkatkan diri dengan menyederhanakan struktur organisasi.

 

Berlanjutnya penurunan saham GOTO juga tidak terlepas dari momentum iklim ekonomi yang kurang baik tahun ini.

 

Menarik untuk ditunggu, apakah GOTO mampu merebut kembali tahta dekakorn-nya.