EmitenNews.com - Gerak-gerik saham Garuda Indonesia (GIAA) sudah melakoni 10 kali auto reject bawah. Itu terjadi sejak pengebirian saham burung besi itu diunboxing pada 3 Januari 2023 lalu. Menyudahi perdagangan Rabu (18/1), saham Garuda minus poin atau 0,99 persen menjadi Rp100. Saham Garuda ditransaksikan 1,56 miliar lembar, dengan frekuensi 24.868 kali senilai Rp154,92 miliar.


Volatilitas perdagangan saham Garuda itu, mengundang perhatian operator pasar modal indonesia. Merespons itu, manajemen Garuda Indonesia menyebut aktivitas perdagangan periode 3-11 Januari 2023 dari aktivitas kreditur yang memiliki saham hasil konversi utang kreditur berdasar perjanjian perdamaian. 


Ya, berdasar perjanjian perdamaian sebagaimana diatur dalam Putusan Homologasi Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 27 Juni 2022 telah memiliki kekuatan hukum tetap sesuai Putusan Mahkamah Agung RI Nomor : 1454 K/Pdt.Sus-pailit 2022 tanggal 26 September 2022, salah satu transaksi penambahan modal perseroan dari konversi utang kreditur telah direalisasikan pada 28 Desember 2022.


Persentase kepemilikan saham kreditur tercatat 22,63 persen. Konversi saham tersebut tidak memiliki ketentuan periode lock-up sehingga saham dapat dijual sewaktu-waktu. ”Kondisi itu, memungkinkan kreditur melepas kepemilikan saham untuk memperoleh manfaat lebih likuid,” tulis Irfan Setiaputra, Direktur Utama Garuda Indonesia, menjawab pertanyaan Bursa Efek Indonesia.


Irfan menyebut saat ini tidak terdapat informasi atau fakta material selain telah disampaikan melalui keterbukaan informasi. Garuda Indonesia terus melakukan penguatan fundamental termasuk antara lain penambahan armada berbadan kecil (narrow body) untuk mendukung operasional perusahaan dalam melayani penumpang. 


Dengan begitu, Garuda Indonesia diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi, dan pariwisata Indonesia. Selain itu, Garuda Indonesia Group juga akan terus mengoptimalkan ketersediaan layanan penerbangan dengan armada memadai melalui optimalisasi restorasi armada. ”Kami tengah dalam persiapan untuk melayani penerbangan haji pada 2023,” tegasnya.


Sementara itu, per Januari 2023 Garuda telah merealisasikan penggunaan dana hasil right issue Rp1,26 triliun. So, sisa dana right issue Rp6,53 Triliun. Garuda mengoleksi hasil bersih dana right issue Rp7,77 triliun. Garuda menggunakan untuk belanja modal Rp630,8 miliar, dan operasional Rp632,750. (*)