EmitenNews.com - PT Nusa Konstruksi Enjiniring (DGIK) sepanjang 2021 membukukan laba bersih Rp7,84 miliar. Melangit 291,07 persen dibanding periode sama 2020 dengan catatan kerugian bersih Rp14,98 miliar. Pendapatan terkumpul Rp366,45 miliar atau di atas target perseroan Rp345-350 miliar. 


Realisasi pendapatan itu, turun 23 persen dibandingkan periode sama 2020 sejumlah Rp478,93 miliar. Perbaikan performa laba perseroan di tengah koreksi pendapatan itu, hasil dari efisiensi, dan efektivitas operasional. Total beban kontrak sepanjang 2021 menyusut 26,9 persen Yoy, sementara beban usaha turun 35,7 persen dibanding edisi 2020. 


Direktur Utama PT Nusa Konstruksi Enjiniring Budi Susilo menyebut meski sepanjang 2021 sektor konstruksi terpukul Pandemi Covid-19, namun perseroan mampu memperbaiki performa laba melalui efisiensi, dan efektivitas operasional. ”Tahun lalu, kami bisa membukukan laba bersih Rp7,84 miliar setelah tahun sebelumnya merugi. Raihan laba itu, tertinggi dalam empat tahun terakhir. Selain itu, kami juga mampu menurunkan rasio utang dengan kondisi likuiditas perusahaan makin meningkat,” tutur Budi Susilo. 


Peningkatan performa juga terjadi pada total ekuitas naik menjadi Rp651,05 miliar. Sementara total liabilitas turun 21,8 persen menjadi Rp360,28 miliar. Penurunan liabilitas terbesar dari penurunan utang bank, penurunan utang perusahaan membuat beban keuangan perseroan pada 2021 juga turun signifikan. 


Realisasi itu, membuat rasio utang terhadap modal alias Debt to Equity ratio (DER) pada 2021 turun menjadi 0,55x dari periode sama 2020 sebesar 0,71x. Interest bearing debt to equity ratio juga turun menjadi 0,03x dari 0,09x. Selain perbaikan leverage perusahaan, likuiditas makin kuat, tercermin dari kenaikan current ratio dari 1,4x menjadi 1,6x pada 2021. 


Sepanjang tahun ini, perseroan optimistis performa fundamental akan kembali meningkat signifikan. Momentum pemulihan ekonomi akan dibarengi langkah ekspansif perseroan. Salah satunya dengan kembali masuk proyek-proyek infrastruktur banyak didominasi pemerintah. Perseroan menarget pendapatan mencapai Rp1 triliun atau tumbuh 173 persen Yoy, dan dengan tetap menjaga performa profitabilitas, ditarget laba bersih bisa tumbuh jauh melampaui pertumbuhan pendapatan tersebut. 


”Kami sukses menutup tahun 2021 dengan performa sangat baik, baik profitabilitas melalui efisiensi, dan efektivitas operasional maupun neraca keuangan makin kuat. Itu menjadi modal kami ke depan untuk meraih pertumbuhan lebih tinggi. Apalagi dengan bergabungnya DGIK ke dalam Group Holding PT Global Dinamika Kencana (GDK) juga memiliki bisnis konstruksi dengan size lebih besar, tentu kami makin optimistis lagi,” harap Budi Susilo. (*)