EmitenNews.com—PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) mencatat restrukturisasi kredit sebagai stimulus pandemi Covid-19 mencapai Rp49,6 triliun atau setara dengan 7,8 persen dari total kredit.

 

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, jumlah tersebut mengalami penurunan terutama berasal dari sektor-sektor yang paling terdampak pandemi seperti restoran, hotel, tekstil dan konstruksi, hal ini mengindikasikan bahwa bisnis debitur di sektor tersebut mulai kembali pulih.

 

"Trend positif pada kualitas aset ini juga mendorong pembentukan beban CKPN menjadi lebih rendah sehingga Cost of Credit membaik dari 3,3 persen di tahun sebelumnya menjadi 1,9 persen," ungkap Royke dalam BNI Earnings Call FY2022, Selasa (24/1/2023).

 

Adapun total kredit yang disalurkan di 2022 telah mencapai Rp 646,19 triliun, tumbuh di atas target awal perusahaan yaitu mencapai 10,9 persen YoY, diikuti dengan Net Interest Margin (NIM) yang terjaga di posisi 4,8 persen.

 

"Pertumbuhan kredit yang sehat ditopang oleh ekspansi bisnis dari debitur top-tier dan bisnis turunannya yang berasal dari value chain debitur," kata Royke.

 

Dari sisi likuiditas, BNI berhasil mencatatkan pertumbuhan Current Account Saving Account (CASA) yang kuat sebesar 10,1 persen YoY, yang dihasilkan dari strategi perseroan untuk membangun transaction-based CASA, melalui penyediaan solusi keuangan dan transaksi yang komprehensif dan reliable.

 

Pertumbuhan fee-based income (FBI) pun tercatat sebesar 8,7 persen YoY menjadi Rp14,8 triliun. Hal ini dicapai dengan melakukan pergeseran pola pertumbuhan FBI untuk mendukung upaya pemerintah dalam menurunkan biaya transfer melalui program BI Fast sejalan dengan trend menurunnya transaksi transfer antar bank.

 

Perlu diketahui, BNI berhasil menutup 2022 dengan mencetak kinerja impresif dan berhasil melampaui konsensus pasar. Hal ini tercermin dari laba bersih konsolidasi yang tercatat Rp18,31 triliun, tumbuh signifikan 68 persen Year-on-Year (YoY), dan merupakan perolehan laba bersih tertinggi sepanjang sejarah BNI.