BEI Tegur Bali Towerindo (BALI), Ini Pemicunya!
ILustrasi: salah satu menara telekomunikasi milik BALI.
EmitenNews.com - PT Bali Towerindo Sentra Tbk. (BALI) akhirnya buka suara terkait volatilitas sahamnya yang mencuri perhatian investor dalam beberapa waktu terakhir. Dalam surat tanggapan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 17 Juni 2025, manajemen menyatakan bahwa tidak ada informasi atau fakta material yang belum diungkapkan ke publik.
Sebelumnya, BEI meminta penjelasan resmi menyusul lonjakan harga saham BALI sebesar 22,93% dalam periode 3 hingga 13 Juni 2025 — dari Rp1.330 menjadi Rp1.635 per saham. Di saat yang sama, frekuensi dan volume transaksi justru mengalami penurunan signifikan.
Lily Hidayat Corporate Secretary BALI dalam menjawab surat BEI Selasa (17/6) menegaskan bahwa hingga saat ini, tidak terdapat informasi atau kejadian material yang belum diumumkan ke publik dan dapat mempengaruhi nilai efek atau keputusan investasi pemegang saham. Hal ini sesuai dengan ketentuan Peraturan OJK No. 31/POJK.04/2015 dan ketentuan internal BEI mengenai keterbukaan informasi.
Perseroan juga menyatakan tidak mengetahui adanya transaksi atau perubahan kepemilikan saham oleh pemegang saham tertentu, dan belum menerima laporan kepemilikan sebagaimana diatur dalam POJK No. 11/POJK.04/2017.
" Dalam surat tanggapan yang sama, Bali Towerindo menyebut belum memiliki rencana aksi korporasi apa pun dalam waktu dekat yang dapat berdampak pada pergerakan harga saham, termasuk dalam jangka waktu tiga bulan ke depan," tulis Lily.
Sebagai langkah antisipasi, manajemen juga telah melakukan konfirmasi kepada pemegang saham utama. Hasilnya, hingga saat ini tidak terdapat rencana transaksi atau perubahan kepemilikan saham oleh pemegang saham mayoritas.
Dengan penjelasan ini, Perseroan berharap bisa menjawab pertanyaan publik dan otoritas pasar terkait lonjakan harga saham yang sempat terjadi.
Related News
Izin Investor, PTDU Private Placement Rp60 Miliar
Avian Brands (AVIA) Dapat Setoran Dividen Rp99,99 Miliar
PPRE Garap Kontrak Pertambangan dari Antam
Izin Pemodal, GIAA Private Placement Rp23,67 TriliunĀ
Pudjiadi (PNSE) Beber Transaksi Rp152,4 Miliar
Adaro Andalan (AADI) Guyur Dividen Interim USD250 Juta, Ini Jadwalnya





