EmitenNews.com - Ini berkah pandemi virus Corona (Covid-19) bagi PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA). Emiten yang bergerak dalam bidang perdagangan besar alat laboratorium, farmasi dan kedokteran itu, mencatatkan kenaikan laba bersih yang fantastis. Laba bersih IRRA meroket 840,59 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp84,92 miliar pada akhir kuartal III 2021. Ada kenaikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp9,03 miliar.


Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang terbit di laman resmi BEI, seperti dikutip Rabu (27/10/2021), kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dan penjualan bersih 670,14 persen secara tahunan dari semula Rp141,06 miliar pada 30 September 2020 menjadi Rp1,09 triliun, 30 September 2021.


Dalam laporan keuangannya perusahaan tidak merinci penjualan dari masing-masing barang. PT Sinergi Utama Sejahtera diketahui menjadi konsumen terbesar dengan kontribusi 32 persen atau mencapai Rp349,67 miliar.


Sebelumnya, di awal tahun, dalam keterangan yang terbit di keterbukaan informasi (21/1/2021), IRRA menyampaikan bahwa memasuki minggu ketiga Januari 2021 telah berhasil menjual 1,7 juta unit Swab Antigen Test Covid-19.


Perusahaan juga mengatakan, pada tahun ini, untuk penjualan Swab Antigen Test, perseroan menargetkan mampu menjual sebanyak 5 juta-10 juta unit, naik 100 persen-300 persen dari realisasi volume penjualan tahun 2020 yang hanya sebesar 2,4 juta.


Pada akhir kuartal ketiga tahun 2021, total aset IRRA tercatat Rp897,76 miliar, meningkat 67,72 persen dari posisi akhir tahun lalu Rp535,27 miliar. Ini terdiri atas aset lancar Rp861,64 miliar, kas tercatat Rp54,23 miliar, piutang usaha pihak ketiga mencapai Rp321,05 miliar dan persediaan/inventori sejumlah Rp 222,43 miliar.


Sedangkan sebagian kecil asetnya berupa aset tidak lancar, yang hanya sejumlah Rp36,12 miliar.


Liabilitas perusahaan tercatat naik menjadi Rp389,71 miliar. Terjadi pertumbuhan 33,03 persen dari akhir tahun lalu Rp292,94 miliar. Sebagian besar porsi utang IRRA merupakan kewajiban jangka pendek yang mencapai Rp387,76 miliar, sedangkan kewajiban jangka panjang hanya tercatat sebesar Rp1,96 miliar. ***