BTN Cetak Laba Rp2,3T, Naik 10,6% di Kuartal III-2025

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Nixon LP Napitupulu (ketiga kiri) didampingi Direktur Network & Retail Funding BTN Rully Setiawan (kiri), Direktur Finance & Strategy BTN Nofry Rony Poetra (kedua kiri), Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo (kedua kanan), dan SEVP Digital Business BTN Thomas Wahyudi (kanan) tersenyum melihat kinerja BTN per 30 September 2025 di Jakarta, Kamis (23/10). (Foto: Endang Muchtar).
EmitenNews.com -PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) mencatatkan kinerja positif sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini.
BTN berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp2,3 triliun hingga kuartal III-2025, tumbuh 10,6% year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,08 triliun.
Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan bunga kredit yang melonjak 18,8% yoy menjadi Rp26,57 triliun hingga akhir September 2025. Sementara itu, beban bunga hanya meningkat 2,5% yoy menjadi Rp13,81 triliun, mencerminkan kemampuan BTN menjaga efisiensi biaya pendanaan melalui peningkatan dana pihak ketiga (DPK) berbiaya murah.
Dengan strategi tersebut, pendapatan bunga bersih BTN turut naik signifikan 43,5% yoy menjadi Rp12,76 triliun, disertai margin bunga bersih (NIM) yang meningkat 101 basis poin ke level 3,9%, dari sebelumnya 2,9% pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, upaya efisiensi yang dilakukan perusahaan juga membuahkan hasil. Rasio beban terhadap pendapatan (cost-to-income ratio/CIR) turun tajam menjadi 47,8% hingga kuartal III-2025, dibandingkan 59,9% pada tahun sebelumnya.
“BTN kembali membukukan laba bersih yang solid berkat konsistensi kami menjaga pertumbuhan bisnis, khususnya di sektor pembiayaan perumahan serta transaksi keuangan yang beragam,” ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam keterangan resmi di Jakarta, Kamis (23/10/2025).
Nixon menambahkan, BTN juga mencatat pertumbuhan DPK di atas rata-rata industri perbankan, yang tumbuh 11,18% yoy hingga akhir September 2025. Pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh kenaikan deposito ritel berbiaya rendah serta peningkatan dana murah (CASA) yang kini hampir mencapai setengah dari total DPK BTN.
“Selain itu, peningkatan transaksi melalui aplikasi Bale by BTN turut mendorong pertumbuhan dana murah dan memperkuat basis likuiditas perseroan,” imbuh Nixon.
Related News

ARNA Buyback Saham Rp50M Mulai Besok

OPMS Siapkan Ekspansi ke Bisnis Ritel FMCG

Kabarnya RISE Mau Stock Split, Saham Bakal Makin Murah?

27.300 Pelari Ramaikan wondr Jakarta Running Festival 2025

Pancaran Transport (PSAT) Jual Kapal Tug Boat Rp5,6M, Kenapa?

Bos MORA Jual Habis Saham Saat Harga Naik, Sebelum Disuspensi