Bukit Asam (PTBA) Targetkan Produksi Batu Bara 41 Juta Ton di 2023
EmitenNews.com - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID, pada 2023 menargetkan produksi batu bara menjadi 41 juta ton atau naik 11 persen dari realisasi tahun 2022 yang sebesar 37,1 juta ton.
Target angkutan pada 2023 meningkat menjadi 32 juta ton atau naik 11 persen dari realisasi angkutan tahun 2022 yang sebesar 28,8 juta ton.
Terkait volume penjualan batu bara 2023, Perseroan menargetkan peningkatan penjualan menjadi 41,2 juta ton atau naik 30 persen dari realisasi penjualan batu bara tahun 2022 yang sebesar 31,7 juta ton, tulis Apollonius Andwie C. Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk dalam siaran pers Kamis (9/3).
Apollonius menambahkan, PTBA sepanjang 2022 berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 12,6 triliun atau 159 persen dari tahun sebelumnya yang senilai Rp 7,9 triliun. Pencapaian laba bersih didukung dengan pendapatan sebesar Rp 42,6 triliun atau 146 persen dibandingkan 2021 yang sebesar Rp 29,3 triliun.
Total aset perusahaan per 31 Desember 2022 sebesar Rp 45,4 tiriliun, atau 126 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp 36,1 triliun.
Kenaikan signifikan dari pendapatan dan laba bersih perseroan didorong oleh pemulihan ekonomi global maupun nasional yang diikuti dengan meningkatnya permintaan di sektor batu bara, serta kenaikan harga jual batu bara yang signifikan.
Pencapaian bersejarah ini juga didukung dengan peningkatan kinerja operasional Perseroan di sepanjang tahun 2022. Selain itu juga, perseroan selalu Mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan, sehingga penerapan efisiensi secara berkelanjutan dapat dilakukan secara optimal.
Related News
Kapok Rugi! Laba Diagnos (DGNS) Maret 2024 Melejit 106 Persen
Dapat Restu, Adaro (ADRO) Bersiap Buyback Rp4 Triliun
Rugi Bengkak 1.465 Persen, Maret 2024 CENT Defisit Rp4,57 Triliun
Nusa Raya (NRCA) Salurkan Dividen Rp29 per Lembar, Intip Jadwalnya
Periksa! Ini Jadwal Guyuran Dividen Lautan Luas (LTLS) Rp35 per Lembar
Cek! Ini Jadwal Sisa Dividen Adaro (ADRO) USD400 Juta