EmitenNews.com -PT Indofarma Tbk (INAF) akan menarik pinjaman senilai Rp157 miliar dari induk usahanya, PT Bio Farma (Persero) guna menutupi pinjaman hasil penataulangan paling lambat 30 Juni 2023.

 

Dijelaskan dalam keterangan resmi emiten farmasi BUMN itu yang diunggah pada laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (18/4/2023), bahwa pinjaman ini dibutuhkan karena modal atau ekuitas perseroan tersisa Rp86,38 miliar per 31 Desember 2022.

 

“Berdasarkan hal tersebut, maka rasio utang terhadap modal Perseroan, kurang mendukung perolehan pendanaan dalam rangka restrukturisasi. Oleh karenanya, PT Bio Farma (Persero) berencana memberikan shareholder loan dalam rangka restrukturisasi Perseroan,” tulis manajemen INAF.

 

Ditambahkan, pinjaman kepada induk usaha tersebut, bertenor 13 bulan dengan bunga 7 persen per tahun.

 

Dengan demikian, bunganya lebih murah dibanding rata-rata tingkat bunga pinjaman investasi dan pinjaman modal kerja yang berlaku saat ini, yaitu sebesar 8,29 persen per tahun berdasarkan Bank Indonesia.

 

Dengan adanya rencana ini, Current Ratio INAF akan meningkat dari 101,29 persen pada tahun 2023 menjadi 139,51 persen pada tahun 2027, dan juga Quick Ratio akan meningkat dari 50,19 persen pada tahun 2023 menjadi 63,93 persen pada tahun 2027.

 

Pada sisi lain, rasio solvabilitas ditaksir akan mengalami peningkatan.

 

Hal tersebut dapat dilihat pada Debt to Equity Ratio pada tahun 2023 yang tercatat sebesar 1.049,64 persen menjadi 69,3 persen pada tahun 2027. 

 

Adapun Debt to Asset Ratio yang sebesar 50,5 persen pada tahun 2023 menjadi 25,37 persen pada tahun 2027.