EmitenNews.com — Sehubungan dengan rencana aksi korporasi PT Bank Oke Indonesia Tbk (DNAR), akhirnya Bursa Efek Indonesia  (BEI) melakukan permintaan penjelasan terkait PMHMETD atau right issue dengan jumlah sebanyak-banyaknya 5.000.000.000 lembar saham, serta mengingat terdapatnya ketentuan V.1.1. Lampiran I Peraturan Bursa No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat (Peraturan Bursa No. I-A), yang mengatur jumlah saham Free Float paling sedikit 50.000.000 saham dan paling sedikit 7,5 persen.

 

Terkait hal tersebut, manajemen DNAR dalam surat jawaban yang disampaikan kepada BEI, Senin (25/4/2022) menjabarkan, Perseroan saat ini sudah memenuhi komitmen terkait pemenuhan persentase free float sebagaimana ketentuan V.1.1 Peraturan Bursa No. I-A tentang Pencatatan Saham dan Efek Bersifat Ekuitas Selain Saham yang Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat, dan kondisi ini akan terus dipertahankan setelah PMHMETD yang akan datang.

 

Pemegang Saham mayoritas akan senantiasa berusaha untuk melakukan transaksi penjualan sebagian kecil saham miliknya jika diperlukan untuk meningkatkan kepemilikan saham masyarakat dalam memenuhi ketentuan free float.

 

BEI juga menguliti terkait berdasarkan surat Perseroan tanggal 3 Januari 2022, Perseroan berencana melakukan pengalihan / penjualan kembali saham hasil pembelian kembali sebanyak 145.401.089 lembar saham treasuri, yang akan dilaksanakan pada periode 18 Januari 2022 – 31 Juli 2022. Adapun sebelumnya pada tanggal 9 Agustus 2021, Perseroan juga telah mengumumkan keterbukaan informasi pengalihan /penjualan kembali saham hasil pembelian kembali dengan jumlah saham treasuri yang sama, namun dengan periode pelaksanaan 24 Agustus 2021 – 30 Desember 2021. Namun demikian, berdasarkan laporan bulanan registrasi pemegang efek Perseroan, diketahui bahwa tidak terdapat pelaksanaan pengalihan / penjualan kembali saham treasuri pada periode tersebut.

 

Menyanggah pertanyaan Bursa, pihak Bank Oke menjawab bahwa dampaknya adalah apabila penjualan saham treasuri dilaksanakan sebelum PUT IV, saham tersebut akan diperhitungkan dalam HMETD, dan apabila penjualan saham tresuri belum terlaksana maka akan dikecualikan dalam perhitungan HMETD, tandas Joyo Direktur Operasional Bank Oke Indonesia (DNAR).

 

Latar belakang tidak terdapatnya pelaksanaan pengalihan saham treasuri dikarenakan Perseroan harus melepas saham treasuri dengan harga minimal penjualan Rp390 dan tidak boleh lebih rendah dari harga rata-rata pembelian kembali saham Perseroan.  Perseroan sudah berupaya untuk menjual seluruh saham treasuri kepada pihak-pihak yang potensial untuk membeli, namun belum terlaksana karena harga yang ditetapkan minimal sebesar Rp390, sesuai harga pembelian Perseroan.

 

Perseroan akan mengalihkan/menjual saham tresuri sebelum jangka waktu yang telah ditentukan sebagaimana Pasal 15 POJK No.30/POJK.04/2017 tentang Pembelian kembali saham yang dikeluarkan oleh Perusahaan terbuka. Sampai dengan saat ini Perseroan terus berupaya menjual saham tresuri dengan menjalin kerjasama dengan PT BNI Sekuritas untuk pelaksanaan pelepasan saham tresuri.

 

Joyo menambahkan, mengingat saat ini jumlah saham Perseroan yang tidak dicatatkan di bursa adalah sebanyak 283.415.542 lembar saham atau sebesar 2,01%, sehingga tidak diperlukan perubahan/penambahan saham yang tidak dicatatkan. Apabila dikemudian hari akan terdapat perubahan/penambahan jumlah saham yang tidak dicatatkan, maka Perseroan akan segera menginformasikan kepada Bursa Efek Indonesia dengan melampirkan surat pernyataan.

 

Atas hasil dari HMETD tersebut Perseroan dapat menyalurkan kredit kepada nasabah Rp5.519 triliun per 31 Desember 2021, dan diharapkan di 2022 Perseroan dapat menyalurkan kredit sebesar Rp6,5 triliun.