EmitenNews.com -Setelah resmi menjadi Perusahaan Tercatat ke-6 di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2024. PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO) langsung tancap gas dengan menargetkan kapasitas produksi bisa naik sekitar 30%-40% di tahun 2024. 

“Kami telah membeli mesin baru dari dana hasil IPO, jadi kami berharap target tersebut bisa tercapai di tahun ini,” kata Direktur Utama ACRO, Chung Tae Sung di Jakarta.

Disampaikannya, pembelian mesin baru juga dimaksudkan untuk memperlancar produksi dan meningkatkan produk efisiensi hingga 40%. Aksi korporasi perseroan dengan listing di pasar modal, lanjut Chung Tae Sung dimaksudkan juga untuk mempertahankan standar tertinggi soal transparansi dan tata kelola perusahaan.

Dia juga mengatakan, kinerja ACRO masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif. Untuk itu, dia menyatakan optimistis dengan prospek bisnis yang dijalankan ACRO saat ini. “Pasar global hook dan loop diharapkan juga untuk bisa tumbuh dalam CAGR 5,6% hingga tahun 2029,”ujarnya.

Perseroan mengungkapkan, dalam aksi penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) melepas sejumlah 693.828.000 lembar saham. Besaran saham itu setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan dengan harga Rp108 per saham.

Perseroan mengalokasikan sebanyak 2,48% saham dari saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana saham atau 17.203.000 saham untuk program alokasi saham kepada karyawan Perseroan (Employee Stock Allocation atau ESA).

Perseroan juga secara bersamaan menerbitkan sebanyak 231.276.000 waran seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak 8.33% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh pada saat pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum perdana saham disampaikan.

Bersamaan dengan aksi IPO ini, perseroan mengadakan program pemberian opsi kepemilikan saham kepada manajemen dan karyawan (Management and Employee Stock Option Plan - MESOP) dengan jumlah sebanyak-banyaknya 10% saham dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham atau sebanyak-banyaknya 346.913.800 saham. Adapun PT UOB Kay Hian Sekuritas selaku Lead mengungkapkan, ACRO mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribe 20 kali selama masa offering.

Disebutkan, dana yang berhasil dihimpun lewat IPO akan digunakan sekitar 30% untuk pembelian mesin, 60% pembelian mesin dalam rangka pengembangan produk baru dan 40% pembelian mesin dalam rangka peningkatan dan otomatisasi proses produksi.

Kemudian sekitar 9,84% akan digunakan perseroan untuk membayar pinjaman dollar AS dari PT Bank Woori Saudara 1906 Tbk dan sekitar 15% akan digunakan untuk sewa gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebesar 80,76%. Lalu 19,24% akan digunakan untuk membeli kendaraan operasional dan peralatan gudang dan kantor di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja perseroan, termasuk untuk pembelian kebutuhan bahan baku dan membiayai kegiatan operasional seperti biaya marketing, biaya SDM, biaya promosi, biaya desain kemasan, biaya perbaikan, pemeliharaan mesin dan bangunan, serta biaya overhead pabrik.