EmitenNews.com -Selama sembilan bulan pertama di 2023, Emiten yang terafiliasi dengan Menteri BUMN Erick Thohir, PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) mencatatkan rugi bersih Rp30,52 miliar atau lebih rendah 15,62 persen dibanding rugi bersih pada periode yang sama di 2022 sebesar Rp36,17 miliar.

 

Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan di Jakarta, Senin (23/10), pendapatan MARI selama sembilan bulan pertama tahun ini sebesar Rp61,61 miliar atau melonjak 25,61 persen dibanding periode yang sama di 2022 senilai Rp49,05 miliar.

 

Namun demikian, pada Kuartal III-2023 perseroan mencatatkan rugi sebelum pajak penghasilan senilai Rp74,29 miliar atau mengalami penurunan dibanding Kuartal III-2022 yang menderita rugi sebelum pajak penghasilan mencapai Rp78,85 miliar.

 

Kerugian sebelum pajak tersebut terutama dipengaruhi oleh lonjakan beban umum dan administrasi selama sembilan bulan pertama 2023 sebesar 23,74 persen (y-o-y) menjadi Rp112,07 miliar. Sementara itu, beban program dan siaran per Kuartal III-2023 tercatat Rp22,13 miliar atau menurun 26,01 persen (y-o-y).

 

Dengan adanya beban pajak penghasilan untuk periode yang berakhir 30 September 2023 sebesar Rp3,01 miliar, maka emiten milik Menteri BUMN , Erick Thohir ini mencatatkan rugi periode berjalan sebesar Rp77,29 miliar atau lebih rendah 4,06 persen (y-o-y).

 

Sedangkan, besaran rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada Kuartal III-2023 hanya senilai Rp30,52 miliar atau lebih rendah 15,62 persen (y-o-y), karena, MARI mengatribusikan rugi periode berjalan kepada kepentingan non-pengendali sebesar Rp46,77 miliar.

 

Akibat masih menderita rugi bersih per Kuartal III-2023 yang sebesar Rp30,52 miliar, maka saldo laba yang dicatatkan MARI per 30 September 2023 menjadi Rp15,79 miliar atau melorot 65,59 persen dibanding per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp45,89 miliar.

 

Hingga akhir Kuartal III-2023, total ekuitas hanya tercatat Rp90,6 miliar atau anjlok 46,21 persen dibanding per akhir Desember 2022 yang mencapai Rp168,44 miliar. Sementara itu, jumlah liabilitas per 30 September 2023 tercatat Rp413,55 miliar atau menurun 2,46 persen dibanding per 31 Desember 2022 yang sebesar Rp424 miliar.