EmitenNews.com - Penggabungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo yang telah dilaksanakan pada 1 Oktober 2021 lalu merupakan salah satu program transformasi yang dilaksanakan oleh Kementerian BUMN. Penggabungan atau merger BUMN Kepelabuhanan merupakan langkah penting dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi kepelabuhanan nasional.

 

"Pada saat pertama saya memasuki Kementerian BUMN, agenda nyata yang pertama terpikirkan oleh saya adalah mentransformasi BUMN, agar mampu melampaui kriteria-kriteria korporatif yang baku. Tetapi transformasi harus dilakukan dengan cepat dan tepat, namun tetap dalam kerangka konstitusi," ujar Menteri BUMN Erick Thohir dalam Orasi Ilmiah berjudul "Eternitas Transformasi BUMN" pada saat Sidang Terbuka Senat Akademik Universitas Brawijaya.

 

"Makin pendeknya waktu sandar dan waktu bongkar muat membuat biaya operasional makin efisien, dan diharapkan trafik kapal dapat meningkat. Bagi pelanggan, baik shipping line maupun cargo owner, dapat memetik manfaat berupa efisiensi biaya dan business opportunity yang lebih besar," ujar Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono.

 

Untuk mendukung gagasan tersebut, Pelindo telah menyusun roadmap 2021-2025, dimana tahun 2023-2024 merupakan fase Business Expansion & Partnerships. Dalam fase ini, terdapat beberapa program ekspansi bisnis seperti Strategic Partnership, kolaborasi dengan pelayaran domestik dan global untuk peningkatan konektivitas laut, serta pengembangan konektivitas dan ekosistem logistik melalui kerjasama dengan pelaku industri logistik darat.

 

"Menjalankan amanat Kementerian BUMN, Pelindo berupaya mewujudkan visinya menjadi pemimpin ekosistem maritim terintegrasi dan berkelas dunia melalui beberapa rencana program kerja, termasuk rencana ekspansi regional, peningkatan pemanfaatan teknologi digital dalam bisnis kepelabuhanan, serta penguatan konektivitas dan ekosistem logistik melalui kerjasama dengan kawasan industri," tutup Arif.