EmitenNews.com - Dibalik sukses Indonesia menggelar ajang balap dunia Moto GP dan World Superbika (WSBK) ternyata masih menyisakan beban berat bagi negara. Pengelola

Sirkuit International Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) hingga kini masih memiliki utang sebesar Rp 4,6 triliun kepada perbankan. Kabar tersebut diungkapkan Direktur Utama (Dirut) InJourney, Dony Oskaria pada rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis 15 Juni 2023.


Menurut Dony, pengembangan Kawasan Mandalika seluas 1.200 hektare meninggalkan utang bagi perusahaan yang mengelola Sirkuit Mandalika, yaitu Mandalika Grand Prix Association (MGPA) untuk mempersiapkan sirkuit yang memungkinkan digelarnya Moto GP dan WSBK. Dengan adanya utang tersebut, tentunya ini menjadi beban berkelanjutan bagi Holding BUMN pariwisata, Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).


"Ini yang menjadi persoalan di ITDC. Di samping itu ITDC juga mendapatkan beban untuk penyelenggaraan MotoGP tahun 2022. Ini menjadi beban yang sampai saat ini menjadi tanggungan ITDC," kata Dony Kamis 15 Juni 2023.


Atas dasar inilah pemerintah melalui Kementerian BUMN meminta persetujuan DPR untuk mengajukan Penyertaan Modal Negara atau PMN guna menyelesaikan utang BUMN tersebut. PMN yang diajukan guna penyelesaian kewajiban yang tersisa sebesar Rp 1,05 triliun.


Dony kemudian menjelaskan, pengajuan PMN itu untuk menyelesaikan problematika yang ditinggalkan. Ini untuk menyelesaikan utang yang ditinggalkan sebelum pihaknya mengambil alih Mandalika.


"Itu waktu kita mengambil alih Mandalika itu posisinya adalah mereka mempunyai short term liabilities Rp 1,2 triliun. Mereka mempunyai long term liabilities Rp 3,4 triliun. Dengan sumber implement capacity hanya dari Nusa Dua,” ungkapnya.


“Terus terang saya tidak bisa menyelesaikan yang short term liabilities ini, di mana isi di dalamnya adalah pembangunan Grand Stand, VIP village, sama kebutuhan modal kerja waktu penyelenggaraan event, yaitu Rp 1,2 triliun," imbuhnya.


Dony juga mengatakan, untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendek tersebut, pihaknya mengajukan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1,05 triliun. Sementara untuk tanggungan jangka panjang akan dituntaskan melalui sejumlah program yang telah disiapkan.


InJourney tengah putar strategi untuk menyehatkan perusahaan yang mengelola Sirkuit Mandalika, yaitu Mandalika Grand Prix Association (MGPA). MGPA saat ini disebut-sebut tengah menelan kerugian dari pegelolaan Sirkuit Mandalika.


Sirkuit Mandalika sendiri tahun ini kembali menjadi tuan rumah ajang balapan internasional bergengsi, yaitu World Superbike dan MotoGP. Hanya saja, event besar itu ternyata tidak banyak membantu MGPA untuk mendapat keuntungan.


Untuk meminimalisir kerugian pihaknya mengusulkan untuk mundur dari tuan rumah WSBK tahun depan.


"Kerugian tebesar di Mandalika itu di WSBK. Kami akan negosiasi menghilangkan WSBK. Jadi nanti cost kita akan turun. Karena jujur itu eventnya tidak menarik," tegasnya. Dengan menghapus WSBK dari event tahunan di Sirkuit Mandalika, Doni menyebut mampu mengurangi cost yang timbul mencapai Rp 100 miliar.


Begitu juga dengan event MotoGP, ajang balapan bergengsi dunia itu ternyata menimbulkan gap antara pemasukan dan biaya operasional sebesar Rp 50 miliar.


"Hanya saja kalau untuk MotoGP ini kita masih bisa menutupi dengan mencari sponsor, kita optimalkan," ujarnya.(*)